DUA KORBAN, DARI KANAN: Akbar (korban), Komandan Kapal Polair Polda NTB Metu Salakdolu, Riski Saputra (korban) Banbisa Karombo Serma Ilham dan Personel Angakatan Laut. (ory jeho/lakeynews.com)

DUA guru SMKN 1 Pekat Kabupaten Dompu, Riski Saputra dan Akbar, hampir meregang nyawa di sekitar Perairan Beranti dan Pulau Satonda.

Perahu yang mereka gunakan terbalik akibat dihantam gelombang pada Minggu (12/2) siang.

Kedua guru itu terselamatkan setelah ditolong nelayan setempat bersama tim gabungan Polsek Pekat, Polair Polda NTB, Angkatan Laut dan anggota Sahbandar Calabai.

Riski Saputra salah satu Korban yang ditemui Lakeynews.com di kediamannya menceritakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 Wita.

Saat hari libur itu, mereka hendak memancing. Namun, perahu yang digunakan terbalik dihempas gelombang. “Mesin perahu tidak bisa berfungsi karena kemasukan air,” jelas Riski.

Lalu apa yang mereka lakukan untuk bisa menyelamatkan diri?

“Saya berusaha bertahan di atas perahu, menunggu bantuan,” jawab Riski.

Sementara korban lain, Akbar berusaha berenang menuju daratan Beranti, Desa Nangamiro. “Tetapi karena derasnya gelombang, Akbar terdampar di Pulau Satonda,” sambung Riski.

Pertolongan datang setelah lebih kurang tiga jam kemudian. “Saya diselamatkan oleh nelayan asal Pulau Moyo, sekira pukul 17.00 Wita,” tuturnya.

“Kalau teman saya yang terdampar di Pulau Satonda, baru ditemukan sekira pukul 21.30 Wita,” ceritanya menambahkan.

Komandan Kapal Polair Polda NTB Metu Salakdolu yang ditemui media ini usai menyelamatkan korban mengatakan, pihaknya bersama personel Polsek Pekat, Angkatan Laut, Sahbandar dan masyarakat langsung menuju lokasi kejadian.

Langkah itu dilakukan setelah mendapat informasi dari Kapolsek Pekat IPTU Muh. Sofyan Hidayat, sekira pukul 20.30 Wita.

“Korban Akbar berhasil kami ditemukan dalam kondisi selamat di Pulau Satonda sekira pukul 21.30 Wita,” akun.

Pantauan media ini tadi malam, kedua korban menjalani perawatan di rumahnya masing-masing. Dan, dalam keadaan sehat. (ory jeho)