DOMPU – Permainan Lato-lato saat ini mewabah di seantero negeri. Dari anak-anak hingga dewasa dan kakek-kekek.
Bahkan dari masyarakat awam hingga sebagian pejabat, menyukai permainan ini. Apalagi pemainan lato-lato diyakini mampu membangkitkan emosi positif.
Dari beberapa referensi yang dihimpun media ini, lato-lato lebih dari sekadar permainan. Menurut Psikolog Klinis Anak yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Efriyani Djuwita, lato-lato dapat menimbulkan emosi positif bagi seseorang terlebih pada anak-anak. Seperti emosi senang, karena merasa berhasil dan bangga mampu melakukannya.
Di luar itu, pengamatan Lakeynews.com, jika pada waktu dan tempat yang tepat, permainan lato-lato begitu menyenangkan dan menghibur.
Namun, kalau pada tempat dan waktunya tidak tepat, suara permainan lato-lato dikhawatirkan mimbulkan mudarat. Bahkan, murka dari sebagian orang.
Misalnya, ketika lato-lato dimainkan di rumah sakit. Baik siang lebih-lebih malam hari.
Sebagai contoh kasus, hal ini terjadi di RSUD Dompu. Pasien maupun keluarga (penunggu)-nya mengaku resah, terganggu dan tidak nyaman dengan suara lato-lato yang umumnya dimainkan anak.
“Kalau membesuk ke RSUD, ingatkan anak-anak kalian untuk tidak membawa barang ‘haram jad*h’ ini,” kata salah seorang keluarga pasien, Rudi Purtomo.
Pria yang akrab disapa Mas Poer ini, mengajak para pengunjung rumah sakit agar memahami kondisi orang yang sakit maupun keluarga yang menunggu pasien.
“Orang sakit harus istirahat. Kami yang begadang juga butuh tidur,” tegas lelaki yang juga Sekretaris DPMPD Kabupaten Dompu ini.
“Jika kalian yang (berada) di posisi kami, apakah kalian akan jingkrak-jingkrak bahagia me dengar bunyi katak-ketek (tak tok – tak tok) itu,” tanya Mas Poer dalam status Facebook-nya yang diunggah pada Minggu (5/2) sore.
Terkait hal itu, Humas RSUD Dompu Muhammad Iradat merespons dengan arif dan santun. “Terima kasih sarannya Pak Sekdis Rudi Purtomo,” kata Dae Redo (sapaan Muhammad Iradat), menanggapi status Mas Poer.
Dae Redo berjanji akan meneruskan masalah ini ke petugas jaga dan security di depan pintu utama kunjungan. Dia akan minta petugas agar menghalau pengunjung (anak-anak) berusia di bawah 10 tahun.
“Apalagi membawa lato-lato. Sepakat, benda ini masuk kategori menjengkelkan dan sangat mengganggu di areal RSUD. Insya Allah akan kami share ke petugas jaga dan security,” tegas Dae Redo. (tim)