DOMPU – Ribuan hektare (Ha) tanaman jagung dan Padi di Kabupaten Dompu mengalami kerusakan. Menyusul minimnya curah hujan, bahkan di beberapa wilayah sama sekali tidak turun hujan dalam kurun waktu tertentu.
Data kerusakan dua jenis komoditi pangan itu terhimpun setelah Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Dompu intens melakukan monitoring dan evaluasi terhadap dampak kekeringan pada pertanaman tanaman pangan, beberapa waktu terakhir.
Merujuk data Statistika Pertanian (SP) Realisasi pertanaman tanaman pangan se-Kabupaten Dompu periode Oktober 2022 sampai 15 Januari 2023, luas komoditi Jagung 41.193 Ha. Sementara Padi seluas 14.395 Ha.
Kepala Distanbun Kabupaten Dompu Muhammad Syahroni membeberkan hasil pengamatan dan pemantauan pihaknya terhadap kondisi kekeringan akibat minimnya intensitas curah hujan. Termasuk dalam kurun waktu tertentu hujan tidak turun di beberapa lokasi.
Untuk komoditi Jagung, tingkat kerusakan ringan seluas 1.034 Ha dan kerusakan Sedang seluas 177 Ha. Total kerusakannya 1.211 Ha. “Kalau dipersentasekan, komoditi jagung yang rusak sebesar 2,93 persen dari total luas tanam,” jelas Dae Roni, sapaan Muhammad Syahroni di Dompu, Kamis (19/1) pagi.
Sementara untuk komoditi padi, total kerusakan seluas 159 Ha. Dari jumlah itu, yang mengalami kerusakan ringan 145 Ha dan kerusakan sedang 14 Ha. “Jika kita persentasekan, tanaman padi yang rusak 1,10 persen dari total luas tamam,” papar Dae Roni.
Dijelaskan, setelah 13 Januari lalu, di beberapa titik turun hujan, kendati belum merata dengan intensitas curah hujan yang beragam. “Kita harapkan pertanaman yang masuk kriteria rusak tadi bisa pulih kembali,” ujarnya.
Dae Roni juga berharap, intensitas curah hujan kembali normal. Dengan demikian, dampak kekeringan tersebut tidak terlalu signifikan, khususnya bagi produksi komoditi jagung dan padi di Dompu.
“Semoga kerusakan tanaman jagung maupun padi di sejumlah wilayah Kabupaten Dompu tidak terlalu parah,” ujarnya berdoa. (tim)