DOMPU – Anggota Komisi II (Bidang Perekonomian dan Lingkungan Hidup) DPRD Provinsi NTB Akhdiansyah, melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke PT. Sukses Mantap Sejahtera (PT. SMS).
Sesuai surat tugasnya, Sidak tersebut menindaklanjuti pengaduan masyarakat yang merasa resah dan khawatir dengan limbah tebu perusahaan itu.
Sebelumnya, masyarakat menyampaikan pengaduan ke DPRD NTB Cq Komisi II terkait adanya bau tidak sedap yang diduga bersumber dari limbah pabrik tebu PT. SMS. Bau itu tercium hingga pada radius 10 Km dari lokasi pabrik.
Kondisi itu dikhawatirkan berdampak pada kesehatan masyarakat. Sehingga, Komisi II menugaskan anggotanya, Akhdiansyah alias Guru To’i untuk melakukan Sidak pada Sabtu (7/1).
Guru To’i dalam kunjungannya diterima General Manager (GM) Factory PT. SMS Utoyo. Didampingi Riki dan Ayu dari Departemen HSE, Guntur dari Media External Relation, dan perwakilan departemen lainnya.
Dari kunjungan itu, Guru To’i juga menyimpulkan, keberadaan PT. SMS merupakan investasi nasional, regional dan Dompu. “Sangat baik dan bagus. Harus kita rawat, jaga dan support bersama untuk pengembangannya,” papar Guru To’i pada Lakeynews.com, Minggu (8/1).
Mengapa? “Karena berdampak pada terserapnya tenaga kerja, peningkatan nilai ekonomi dan berkontribusi bagi daerah,” sambungnya.
Namun, pada sisi lain, faktor limbah dan dampak buruk lainnya perlu juga diperhatikan.
Guru To’i mendapat penjelasan dari pihak PT. SMS, pola operasinya; |enam bulan produksi, enam bulan maintenance (perawatan mesin produksi).
Pada saat atau pada masa maintenance itulah, keluar limbah, menempel dan menimbulkan bau-bau tak sedap.
“PT. SMS punya alat, mereka punya obat untuk menghilangkan bau. Tapi, kenapa masih bau,” tanya Guru To’i.
“Pihak PT. SMS mengaku, kemarin itu mereka lalai. Biasanya, setiap limbah itu dibuang pasti ada obatnya,” jelasnya.
Guru To’i tidak serta merta terima begitu saja penjelasan tersebut. Dia membuktikan dengan melihat langsung kondisi di lapangan.
“Saya cek ke lapangan. Ternyata, sejauh ini, mereka (pihak PT. SMS) masih manual dalam mengolah limbahnya,” ungkapnya.
Di situ, Guru To’i juga ditunjuki tempat baru pengelolaan limbah perusahaan tersebut. Rencananya, 30 Januari ini akan di-launching.
Tempat pengelolaan limbah yang baru itu menelan anggaran sekitar Rp. 17 miliar. Menggunakan teknologi Eropa dan limbah dijamin tidak menimbulkan bau lagi.
“Per 30 Januari ini, alat pengelolaan limbah yang baru ini akan beroperasi. Ya, semoga dapat beroperasi dengan baik dan lancar,” harapnya.
Hal itu juga sesuai dengan harapan banyak pihak. Dukung keberadaan PT. SMS dan aktivitasnya, namun eliminir dampak buruk yang timbul.
“Saya dan pihak PT. SMS bersepakat, produksi tetap harus berjalan tapi limbah juga harus dieliminir,” paparnya. (ayi)