KEGIATAN “Dompu Happiness Week” atau Pekan Bahagia Dompu yang dilaksanakan Majelis Daerah Korps Alumni HMI (KAHMI) Kabupaten Dompu di Taman Kota Dompu, Minggu (2/19) pagi berlangsung seru dan sukses.
Namun, kegiatan tersebut sempat diwarnai ketegangan oleh perang urat saraf antara Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kurnia Ramadhan dengan Ketua Dekranasda Lilis Suryani Kader Jaelani.
Pantauan media ini, DOMPU Happiness Week diawali senam sehat bersama. Kemudian digelar seremonial kegiatan dan dibuka oleh Sekda Gatot Gunawan P. Putra.
Hadir saa itu, selain ketua PMI dan ketua Dekranasda dan sejumlah pengurus, juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jufri, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Muhammad Syahroni, Ketua Bhayangkari Polres Dompu Ny. Iwan Hidayat.
Tampak juga Kabag Prokopim Setda Ardiansyah, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Dompu Ida Faridah, para pengurus KAHMI, KOHATI, pengurus dan kader HMI, serta undangan lainnya.
Usai pembukaan, dilanjutkan donor darah dan pemeriksaan kesehatan secara gratis. Kerja sama dengan Puskesmas Dompu Kota. Berikut ekpose Pesona Muna pa’a Dompu oleh pengurus Dekranasda Dompu, desainer dan penenun.
Saat seremonial, Koordinator Presidium MD KAHMI Dompu Syarifuddin, didaulat memberikan sambutan pertama.
“Kegiatan ini untuk mengingat sejarah lahirnya KAHMI. Sebenarnya agak terlambat, karena terkendala oleh satu dan lain hal, maka baru dapat dilaksanakan sekarang,” ujar Vedon, sapaan politisi Gerindra itu.
Vedon mengucapkan terima kasih pada semua pihak, para pengurus, panitia, PMI, Dekranasda dan pemerintah daerah dan para pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu.
Dia berharap kegiatan seperti ini menjadi agenda KAHMI yang dilaksanakan rutin setiap tahun. “Dengan demikian diharapkan peran dan dedikasi KAHMI, terutama di Dompu, makin dirasakan manfaatnya bagi daerah dan masyarakat,” ujar Vedon.
Sementara itu, Sekda Dompu Gatot Gunawan P. Putra, saat membuka kegiatan, mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi KAHMI, KOHATI dan HMI yang melaksanakan kegiatan bermanfaat itu. “Moga jaya selalu,” ujarnya.
Sekda yakin, organisasi KAHMI, KOHATI dan HMI yang religius mendukung program pemerintah dan mendorong kemajuan daerah.
“Terkait kegiatan donor darah, semoga masyarakat kita bertambah antusias mendonorkan darahnya,” harapnya.
Bagaimana terjadinya ketegangan Ketua PMI Kurnia Ramadhan dan Ketua Dekranasda Lilis Suryani Kader Jaelani?
Peristiwa tersebut berawal ketika Kurnia Ramadhan memberikan sambutan, setelah Vedon. Semula Kurnia menjelaskan tugas-tugas dan fungsi PMI. Berikut keuntungan jika melakukan donor darah.
“Sebelum menjadi ketua PMI, saya tidak berani melihat jarum. Apalagi donor darah. Tapi, setelah jadi ketua PMI, sudah empat kali donor darah,” kata Kurnia.
Manfaat donor darah, lanjutnya, badan menjadi lebih segar dan sehat. Pendonor darah lebih dari lima kali akan diberikan penghargaan.
“Bahkan, jika lebih dari 20 kali akan kita bawa langsung ke Jakarta untuk menerima langsung penghargaan dari Ketua Umum PMI Pusat HM Jusuf Kalla,” janjinya.
Suasana seketika menjadi agak tegang, ketika Kurnia mengkritisi ketidakhadiran Bupati H. Kader Jaelani dalam kegiatan yang melibatkan Kurnia dan PMI-nya itu.
Sudah empat kali kegiatan diselenggarakan pihaknya, tidak pernah dihadiri Bupati. Beda dengan sebelum-sebelumnya, Bupati kadang hadir bersama Wakil Bupati H. Syahrul Parsan.
“Mohon Ibu Ketua PKK (Dekranasda), sampaikan kepada Pak Bupati, kenapa beliau seperti menghindar dari saya,” kata mantan ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Dompu, partai yang diketahui lebih awal mengusung pasangan Kader Jaelani-Syahrul Parsan.
Kritikan tersebut rupanya tidak bisa diterima oleh Lilis Suryani, ketua Dekranasda yang juga ketua TP PKK dan istri Bupati Kader Jaelani.
Saat Kurnia bicara (dalam sambutan), Umi Lilis (sapaan Lilis Suryani) langsung menunjukkan reaksinya dan spontan melontarkan jawaban.
Dari ungkapannya, Umi Lilis tampaknya tidak setuju Kurnia melontarkan dan membawa hal seperti itu ke acara atau momen tersebut.
Melihat reaksi itu, Kurnia berusaha menetralisir keadaan dengan mengatakan, “tidak usah dibawa serius Umi Lilis, kita hanya guyon saja.”
Namun hal tersebut, tidak sampai disitu. Begitu Kurnia selesai memberikan sambutan, giliran Umi Lilis dipersilakan tampil menyampaikan sambutannya.
Setelah menyapa undangan dan hadirin, Umi Lilis dengan nada agak tinggi dan suara lumayan tajam kembali menanggapi dan mengklarifikasi kritikan Kurnia Ramadhan.
Umi Lilis bahkan menyinggung titel pada nama tidak menjamin seseorang punya etika. “Walaupun kita tidak punya titel di belakang (nama), namun kita memiliki sedikit penghargaan pada pemimpin,” ujarnya.
Apa alasan Kurnia Ramadhan melontarkan kritikan tersebut di tempat dan momen itu?
Ditemui wartawan usai acara, Kurnia mengaku, niat sesungguhnya hanya guyon. Hanya saja, bawaannya serius.
Lagi pula, katanya, Bupati Kader beberapa waktu lalu mengutus orang menemui Kurnia, menyampaikan keinginan bertemu bertiga dengan Ketua Gerindra Dompu Bambang yang juga ketua Tim Sukses AKJ-Syah.
“Mestinya, momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk bertemu, memupuk ikatan tali silaturahmi. Tapi sudah empat kali acara saya, tidak pernah Beliau (Bupati) hadiri,” tuturnya.
Namun, terlepas dari guyon atau serius, Kurnia dengan tegas mempertanyakan, “apa salahnya dan apakah tidak boleh elemen masyarakat Dompu mengkritisi pemimpinnya?” (tim)