Kegiatan Sosialisasi GP2SP, Program Kesehatan Kerja Dikes Kabupaten Dompu, di Cafe Laberka, Senin (29/8). (ist/lakeynews.com)

Dikes Dompu Sosialisasikan Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)

DOMPU – “Wanita kuat, wanita hebat dan wanita produktif merupakan modal pembangunan bangsa,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu Maman, SKM, M.Mkes.

Kalimat singkat namun tegas itu disampaikan Maman terkait Sosialisasi Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP), di Cafe La Berka, Senin (29/8). GP2SP merupakan Program Kesehatan Kerja Dikes.

Tujuan kegiatan tersebut, kata Maman, tersosialisasinya program GP2SP di instansi pemerintah dan perusahaan agar pekerja sehat bugar dan produktif.

“Disamping meningkatkan status kesehatan dan gizi pekerja perempuan untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimal,” jelasnya.

Menurut maman, sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang produktif, terutama secara sosial dan ekonomi, merupakan modal pembangunan bangsa.

Upaya mewujudkan SDM yang produktif dan berdaya saing dipengaruhi oleh beberapa aspek. Diantaranya, status atau kondisi kesehatan.

“Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk mewujudkan masyarakat pekerja di Indonesia agar sehat bugar dan produktif,” tutur Maman.

Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu Maman, SKM, M.Mkes (duduk, kacamata) bersama peserta Sosialisasi GP2SP. (ist/lakeynews.com)

Dijelaskan, Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Bab XII tentang Kesehatan, pasal 164 ayat 1 menyebutkan, “bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.”

Pada kegiatan itu, Dikes mengundang sejumlah pihak, baik unsur pemerintah maupun swasta (perusahaan). Antara lain, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dompu, PT. Sumbawa Timur Mining (PT. STM), PT. Sukses Mantap Sejahtera (PT. SMS) dan lainnya.

Hal ini, terutama dihadirkannya pihak perusahaan dalam kegiatan itu karena diperkirakan menggunakan (mempekerjakan) tenaga kerja wanita dalam jumlah banyak.

“Bagaimana kedepan mereka memperhatikan kesehatan pekerja wanita. Perusahaan memenuhi juga hak-hak anak untuk mendapatkan ASI ekslusif dan sepenuhnya,” tandasnya.

Dengan demikian, lanjut Maman, akan memberikan dampak positif dalam percepatan penurunan stunting, terutama pada 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).

“Insya Allah tahun-tahun berikutnya, kegiatan ini akan lebih dikembangkan,” ujar Maman tanpa memberikan gambaran rencana pengembangan yang akan dilaksanakan pihaknya itu. (tim)