
MATARAM, Lakeynews.com – Membutuhkan dana cepat tanpa banyak syarat dan proses berbelit-belit, masyarakat sering kali terpikat meminjam uang pada rentenir. Sayangnya, masyarakat kemudian terjebak dalam kesulitan melunasi dikarenakan bunga yang tinggi.
Demi melindungi masyarakat NTB dari jeratan rentenir, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB menginisiasi program “Melawan Rentenir Berbasis Masjid (Mawar Emas)”.
Mawar Emas memberikan kemudahan akses produk dan layanan keuangan bagi masyarakat menengah kebawah dengan menjadikan masjid sebagai pusatnya.
Ide ini bermula dari kegiatan Safari Subuh yang rutin dilakukan Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah.
Setiap kesempatan, Gubernur menyampaikan agar masjid-masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah saja, melainkan mampu menjadi tempat mendorong kemajuan ekonomi umat.
Mewujudkan hal tersebut, Selasa (23/6) Gubernur didampingi Sekretaris Daerah, Asisten I, II dan III Setda NTB, serta sejumlah kepala OPD lingkup Pemprov NTB menggelar pertemuan dengan OJK.
Pertemuan yang juga melibatkan Bank NTB Syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Permodalan Nasional Madani (PNM) terkait program Mawar Emas tersebut berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur.
Dalam pertemuan tersebut, Bang Zul, panggilan akrab Gubernur NTB meminta kepada OJK, MES, PNM dan Bank NTB Syariah, agar benar-benar menciptakan Mawar Emas yang lebih cepat proses serta lebih mudah persyaratannya dibandingkan rentenir.
“Masyarakat kita tahu betul risiko meminjam dengan rentenir ini. Untuk itu program ini (Mawar Emas) harus lebih praktis, lebih mudah mekanismenya bagi masyarakat,” ujar Bang Zul.
Gubernur lulusan Harvard tersebut menyarankan kepada pihak OJK, kelak, menjalankan program Mawar Emas dengan cara bertahap dari ruang lingkup terkecil.
Dengan hal itu, evaluasinya akan lebih mudah dan perencanaan kedepan bisa lebih matang.
“Cukup ambil satu atau dua masjid dulu di tiap kabupaten/kota, kemudian lakukan evaluasi,” imbuhnya.
Kepala OJK NTB Farid Faletehan mengungkapkan, program ini merupakan langkah tegas pemerintah untuk melindungi masyarakatnya dari jeratan rentenir.
“Rentenir ini sudah ada sejak dulu. Kalau tidak disaingi, akan menyebar semakin banyak. Karena itu, harus ada langkah-langkah tepat dari kita,” tegas Farid.
Keberlanjutan pendampingan dari Pemprov dan Pemda, serta lembaga keuangan menjadi hal sangat penting dalam menyukseskan program Mawar Emas.
Tak hanya itu, skema pembiayaan yang ringan dan adanya afirmasi selama masa Covid-19 (selama satu tahun) menjadi hal yang perlu diperhatikan kedepannya.
Menyambut arahan Gubernur, Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, menilai masih perlu adanya komunikasi lebih lanjut dari pihak-pihak terkait. Begitu pula dengan penyatuan komitmen dan langkah-langah strategis dalam menyukseskan program Mawar Emas kedepan.
“Sesuai arahan Gubernur, kita akan melakukan audiensi khusus lagi, dalam membahas program Mawar Emas ini,” ujar Gita. (tim)