Pilkada NTB 2018

Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH (kanan) dan Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah, SE. (ist/lakeynews.com)

MATARAM, Lakeynews.com – Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH, mengatakan, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Periode 2018-2023 diperkirakan akan menarik banyak animo masyarakat. Tingkat partisipasi politik rakyat untuk memilih calon pemimpin di daerahnya bakal meningkat, seiring makin membaiknya persepsi tentang figur-figur yang mengikuti konstestasi Pilkada ini.

“Kecenderungan membaiknya sentimen positif dari rakyat karena pesona figur yang tampil di Pilgub/Wagub memiliki magnet yang kuat dengan latar belakang maupun talenta yang dimilikinya,” kata Didu (sapaan Bambang Mei Finarwanto) dalam siaran persnya bersama Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah, SE.

Dalam siaran pers yang diterima Lakeynews.com pada Jumat (2/2/2018), Didu memprediksi, pasangan Bacagub/Bacawagub H. Ali Bin Dachlan-Gde Sakti (Ali-Sakti) diprediksi akan memenangi Pilgub NTB karena dianggap pernah mengikuti Pilkada Lotim 2013 silam. “Lewat jalur independen dan menang,” tandasnya.

Selain itu, sambungnya, sebagai pasangan bakal calon independen, setidaknya Ali-Sakti memiliki loyalis votter 303 ribu lebih suara by name, by adress yang siap menjadi avant garde.

Sementara itu, pasangan Bacagub/Bacawagub H. Suhaili FT – H. Muh. Amin yang diusung Golkar, Nasdem dan PKB dengan 19 kursi parlemen equavalen 700 ribuan suara, diyakini tidak mudah dikalahkan oleh rival-rivalnya. Kekuatan mesin politik partai maupun dukungan jamaah Yatofa dan kaum Nahdliyin yang jumlahnya cukup signifikan, menambah pundi-pundi suara Suhaili-Amin.

Baik Ali BD maupun Suhaili, papar Didu, menyadari memiliki bargain politik kuat dan sebagai playmaker. Maka, publik akan disuguhi pesona manuver politik yang handal oleh kedua figur tersebut dalam mengatur dan menggerakan gerbongnya dalam meraih simpati dan dukungan rakyat.

Mi6 menilai, Ali-Sakti dan Suhaili-Amin sudah mengalkulasi dan berhitung secara cermat soal probabilitas maupun plus dan minus mengikuti pergulatan politik ini. “Yang jelas, mereka tidak ingin dipecundangi dengan mudah,” kata Didu.

Bagi Ali-Sakti dan Suhaili-Amin, menurut Didu, konstestasi Pilgub NTB ini sebagai lompatan titian karier politik ke jenjang lebih atas sekaligus prestise politik tertinggi. “Hal ini karena mereka punya track record bertarung di arena Pilkada dan sama-sama menang dua kali. Wajar jika Pilgub NTB ini dijadikan ‘final battle’,” cetusnya.

Dan, menurut Didu, sebagai “gladiator politik” yang mumpuni, kedua pasangan bakal calon tersebut saat ini terlihat masih saling menjajaki ketahanan gerakan politiknya dalam memperebutkan simpati rakyat. (tim)