
MATARAM, Lakeynews.com – Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, mengungkapkan, kehadiran petugas sangat penting membantu jamaah haji dalam memperlancar pelaksanaan ibadahnya, termasuk bagi jamaah yang memerlukan bantuan di sekitar Masjidil Haram.
“Untuk itu kita (pemerintah) mendirikan pos khusus di sekitar Masjidil Haram,” katanya pada acara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji di Asrama Haji Mataram.
Pada kegiatan yang diikuti 100 peserta dari Bali, NTT dan NTB ini, Dirjen PHU kemudian menceritakan beberapa kasus yang acapkali ditemukan dan dialami jamaah di sekitar Masjidil Haram. Katanya, ada kasus jamaah yang menunggu istrinya di pintu toilet mulai jam 08.00 pagi hingga jam 12.00 siang. “Bisa kita bayangkan menunggu dari jam delapan pagi sampai jam 12 siang,” ungkapnya.
Setelah ditemui petugas, ternyata kedua pasangan suami istri ini tidak tahu bahwa pintu keluar toilet tersebut ada di tempat lain. Artinya antara pintu masuk dan pintu keluar beda.
Karena sama-sama tidak tahu, lanjut Djamil, sang suami menunggu istrinya di pintu masuk dan sang istri menunggu sang suami di pintu keluar. “Dan kasus seperti ini terjadi karena terkendala soal bahasa,” akuinya.
Ketika menyinggung tentang kuota haji, menurut Dirjen PHU, saat ini sudah kembali normal. Tahun 2017 ini, kuota haji Indonesia 204.000 untuk jamaah haji reguler dan 17.000 untuk haji khusus.
Kembalinya kuota normal ini disambut gembira oleh umat Islam, bukan saja umat Islam Indonesia tetapi juga umat Islam di negara lain. Dengan kembali normalnya kuota ini mengharuskan jajaran Kemenag, khususnya Ditjen PHU untuk tetap stand by dalam mendukung proses penyelenggaraan ibadah haji ini. “HP saya ini tidak pernah mati,” paparnya.
Ia juga mengungkapkan, manajemen perhajian adalah manajemen keterbukaan. Jika ada penambahan kuota 20 jamaah bagi lansia sementara yang daftar lansia 40 orang jamaah, maka yang dipilih berdasarkan urutan nomor porsi bukan berdasarkan usia. “Yang begini ini juga yang harus dipahami oleh para pembimbing manasik haji agar masyarakat tahu,” tuturnya. (nas)