Bocah penderita kangker “ganas” otak, almarhum Daffa, saat terbaring di rumahnya beberapa hari sebelum diterbangkan ke Denpasar, Bali. (ist/lakeynews.com)

DOMPU, Lakeynews.com – Manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa, Tuhan-lah penentu segalanya. Muhammad Daffa, 3,8 tahun, penderita kangker “ganas” otak telah meninggal dunia di Rumah Sakit Sanglah Denpasar, Bali, Sabtu (25/03).

Putra pertama pasangan Firman, 38 Tahun, dan Desi Ratnasary, 26 tahun, warga Dusun Kala Timur, Desa O’o, Kabupaten Dompu, NTB, itu menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 11.00 Wita. Itu setelah sempat mendapat perawatan medis sejak Jumat (24/03) malam.

Daffa diterbangkan ke Denpasar melalui Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima untuk dioperasi. Sedianya, penerbangan direncanakan sekitar pukul 13.00 Wita. Namun, pesawat mengalami delay, sehingga penerbangan Dafa bersama kedua orangtuanya berlangsung sekitar pukul 16.00 Wita.

“Malam hari Daffa baru sampai di RS Sanglah, dan langsung mendapat pertolongan media. Selain dipasangkan infus, almarhum juga diberikan oksigen,” kata salah satu keluarga dekat Daffa, Faridah, 50-an tahun.

Ditemui Lakeynews.com persis di depan rumah duka (Dusun Kala Timur, Desa O’o), Sabtu petang, Faridah menjelaskan, jenazah Daffa sekitar pukul 16.00 Wita meninggalkan RS Sanglah menuju Dompu. Jenazah dibawa ke Dompu dengan menggunakan mobil ambulan.

“Sekarang sedang dalam perjalanan. Kita perkirakan besok (Minggu, 26/03, red) pagi, insya Allah,” kata Faridah yang diiyakan beberapa anggota keluarga lainnya. “Kalau tidak salah, Daffa sakit sejak sekitar tiga atau empat bulan lalu,” sambungnya.

Pantauan Lakeynews.com di rumah duka pada Sabtu petang, situasi rumah duka belum begitu ramai. Dalam rumah tidak tampak orang, meski pintu terbuka lebar.

Namun demikian, pihak keluarga dan warga setempat telah memasang terop di gang depan rumah itu. Ratusan kursi pun telah dipersiapkan. Di bawah terop saat itu hanya tampak beberapa anggota keluarga Firman dan Desi (ayah/ibu Daffa) yang sedang membicarakan seputar kematian bocah malang itu.

 

Suasana rumah duka di Dusun Kala Timur, Desa O’o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. (ist/lakeynews.com)

Terlambat Diobati karena Terkendala Dana

Sebagaimana diketahui, Daffa telat diterbangkan ke Denpasar untuk berobat dan dioperasi di RS Sanglah karena kendala dana. Orangtuanya tidak memiliki kemampuan untuk segera melakukan pengobatan dan operasi karena anggaran yang dibutuhkan besar, berkisar Rp 80 juta hingga Rp 100 juta.

Karena itu, beberapa hari terakhir relawan dari berbagai lapisan dan daerah melakukan penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan dan operasi Daffa. Diantaranya, Karang Taruna Desa O’o Dompu, mahasiswa Dompu-Bima di luar daerah.

Informasi yang diperoleh media ini, banyak “Sahabat Daffa” yang terlibat dalam penggalangan dana pengobatan dan meringankan beban keluarga Daffa. Antara lain, “Sahabat Daffa” Jakarta, Jogjakarta, Semarang, Solo, Malang, Mataram, Bima, Dompu, Makassar, Papua dan lainnya.

Simpati dan empati datang dari berbagai pihak. Mereka ikut serta memberikan sumbangan. Tanpa terkecuali, anggota DPD RI utusan NTB, Hj Baiq Ratu Ganefi, turut membantu sejumlah dana. Alhasil, dana bantuan (sumbangan) yang terkumpul dari berbagai penjuru tersebut mencapai puluhan juta rupiah. (won)