Orok bayi yang ditemukan warga di Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba, Kota Bima, Kamis (02/02) sore. (foto ist/lakeynews.com)

KOTA BIMA, Lakeynews.com – Warga Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba, Kota Bima, Kamis (02/02) sore dihebohkan dengan penemuan orok bayi. Orok bayi berjenis kelamin perempuan itu, ditemukan warga setempat di parit, wilayah RT 03/RW 02.

Pekerja Sosial dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI di Kota Bima, Abd Rahman Hidayat, SS, mengungkapkan orok bayi itu ditemukan pertama kali oleh Ridho, 14 tahun, dengan posisi masih di dalam air. Umurnya diperkirakan tujuh hingga delapan bulan.

“Anggota badan mayat bayi itu sudah lengkap, kelamin perempuan, ari-arinya masih menempel pada bayi, panjangnya sekitar 35 centimeter dan dilahirkan sekitar dua hari sebelumnya,” kata Dayat (sapaan akrab Abd Rahman Hidayat) pada Lakeynews.com, Kamis (02/02) malam.

Proses otopsi orok bayi yang di RSUD Bima. (foto ist/lakeynews.com)

Dayat mengaku, belum bisa memastikan penyebab kematian bayi. Demikian juga siapa orangtua orok bayi malang itu, belum diketahuinya.

Untuk mengetahui penyebab kematiannya, dilakukan otopsi di RSUD Bima. “Saya sebagai pekerja sosial melakukan pendampingan pada saat otopsi di RSUD Bima. Setelah itu, bayi akan diserahkan ke Lurah Penaraga, kemudian dimakamkan,” ujar Dayat.

Sementara itu, Kapolres Bima Kota melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Bripka Syaiful, mengatakan, begitu mendapat laporan dari warga, pihaknya langsung terjun ke lokasi. “Kami langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP),” kata Syaiful.

Warga Penaraga berkerumunan di lokasi penemuan orok bayi. (foto ist/lakeynews.com)

Dikatakan Syaiful, orok bayi itu diperkirakan telah dibuang sejak beberapa hari lalu. Hal itu terlihat dari kondisi tubuh bayi yang sudah membiru dan mengeluarkan aroma tidak sedap. “Kondisi bayi sudah membiru dan mengeluarkan aroma tidak sedap,” ujarnya.

Untuk kepentingan penyelidikan, oleh tim identivikasi kepolisian, orok bayi itu dibawa ke RSUD Bima guna dilakukan otopsi. “Setelah proses otopsi, baru kita lakukan penguburan,” terang Syaiful. (pur/zar)