“Sekolah kami berada di Desa Mbawa, dimana di sini terdapat tiga aliran kepercayaan; Islam, Protestan dan Katolik. Jika keimanan dan ketaqwaan anak didik tidak terus diasah, dididik dan dilatih di mushalla, dikuatirkan akan goyah.” Nasaruddin, S.Pd, Kepala SMAN 2 Donggo
BIMA, Lakeynews.com – SMAN 2 Donggo saat ini sangat membutuhkan mushalla dan pemagaran keliling lingkungan sekolah sekitar 450 meter.
“Mushalla sekolah sangat kami butuhkan untuk pembinaan agama, khususnya khusunya siswa-siswi yang beragama Islam. Selama ini kami kesulitan karena agak kesulitan karena jauh dari masjid kampung,” kata Kepala SMAN 2 Donggo Nasaruddin, S.Pd.
Ketika berbincang-bincanga dengan Lakeynews.com di halaman sekolahnya pada Senin (30/01) sore, pria yang akrab disapa Guru Neso itu juga menguraikan beberapa alasan logis lainnya, sehingga pihaknya begitu membutuhkan mushalla.
“Sekolah kami berada di Desa Mbawa, dimana di sini terdapat tiga aliran kepercayaan; Islam, Protestan dan Katolik. Jika keimanan dan ketaqwaan anak didik tidak terus diasah, dididik dan dilatih di mushalla, dikuatirkan goyah,” tandasnya.
Disamping itu, sekolah yang dipimpinnya berhadapan dengan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Mbawa. Pengalaman selama ini, kegiatan penggalian kuburan tidak pernah selesai dalam waktu kurang dari empat jam.
“Kadang baru selesai setelah penggalian dilakukan seharian penuh karena. Ini karena tanah di TPU ini bebatuan. Karena itulah, sangat dibutuhkan mushalla bagi para penggali kubur untuk menunaikan ibadah Shalat Dzuhur maupun Ashar,” paparnya.
Lokasi untuk pembangunan mushalla ini sudah disiapkan. Persisnya, bagian depan sekolah, sisi kanan jalan (pintu) masuk. Harapan dan rencana awal warga SMAN 2 Donggo, mushalla yang akan dibangun nanti berukuran minimal 9 x 9 meter.
Luas itu, sambungnya, belum termasuk mimbar dan emperan dengan lantai dua. “Itu baru keinginan saja, kami sama sekali belum punya anggaran,” ujar Guru Neso.
Estimasinya, kira-kira berapa total kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan mushalla sekolah itu?
Menjawab pertanyaan itu, Guru Neso, langsung menyebut angka sekitar Rp 250 juta. Jika anggaran memungkinkan, ukurannya bukan 9 x 9 meter dan statusnya bukan mushalla. “Ukurannya bisa sampai 12 x 12 meter dan menjadi masjid, bukan mushallah. Itu kalau anggarannya memungkinkan,” tegasnya.
Pagar Keliling Sekitar Rp 350 Juta
Harapan yang tidak kalah pentingnya pemagaran keliling halaman sekolah sekitar 450 meter, dengan estimsasi kebutuhan anggaran sekitar Rp 350 juta.
Pihak sekolah berencan, bagian depan sekitar 100 meter dipagar dengan pagar besi. “Sedangkan sisi kiri, kanan dan bagian belakang sekolah dipagar pakai beton,” jelas Guru Neso.
Pria berpenampilan sederhana yang dikenal baik dan mudah akrab dengan siapa saja itu, mengutarakan sejumlah dasar hasratnya untuk memagari keliling lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Salah satunya, hewan-hewan dan ternak keliaran, bebas keluar masuk lingkungan sekolah.
Selain itu, selama ini sekolah rawan pencurian. Beberapa waktu lalu, salah satu ruangan sekolah tersebut dikabarkan pernah dijebol kawanan tamu tak diundang.
“Sejumlah anak didik kami sulit disiplinkan karena tidak ada pagar sekolah. Mereka kadang telat datang tapi cepat pulang. Dan, sering mereka keluar masuk secara diam-diam dan tanpa terlihat oleh guru, sebab sekeliling sekolah merupakan pintu bagi mereka,” tandas Guru Neso.
Harapkan Perhatian Pemerintah dan Donatur
Merealisaikan rencana mulia pihak sekolah, Guru Neso sangat mengharapkan perhatian dan bantuan semua pihak. Terutama pemerintah dan para donatur.
“Tanpa perhatian dan bantuan dari pemerintah maupun donatur serta berbagai pihak lainnya, akan sangat sulit bagi kami untuk mewujudkan keinginan membangun mushalla dan memagar keliling sekolah,” paparnya.
Selain berharap seperti itu, apa action pihak sekolah untuk mewujudkan dua rencana besar tersebut?
Selama ini, jawabnya, SMAN 2 Donggo dan seluruh SMA/SMK dibawa Pemerintahan Kabupaten Bima. Tapi sesuai aturan, sekarang sudah diambil alih oleh Provinsi NTB.
Sehubungan dengan kewenangan provinsi dan kebutuhan SMAN 2 Donggo itu, jika tidak ada halangan dan hambatan yang berarti, dalam waktu dekat pihaknya akan ke Mataram.
“Insya Allah kami akan ke Mataram untuk mengajukan permohonan dana pembangunan mushalla dan pemagaran keliling sekolah ini kepada Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya.
Diketahui, SMAN 2 Donggo didirikan atau dibuka pada 2010. Baru memiliki gedung sendiri tahun 2013. Sebelumnya, selama beberapa tahun terpaksa numpang di gedung SMPN 2 Donggo, juga di Dusun Sangari, Desa Mbawa.
Sumber daya manusia (SDM)-nya, baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan sudah dirasa mencukupi. Demikian pula ruang kelas (ruang rombongan belajar), perpustakaan, laboratorium, kantor, ruang guru, meja dan kursi pun cukup. (won)
Saya mau daftar sim pkb
Mohon DaTA TERBARU DAN BERITA TERBARU BOS