
KOTA BIMA, Lakeynews.com – Musibah banjir bandang yang meluluhlantakan Kota Bima membuat warga setempat trauma. Karena itu, kuatir dengan kemungkinan kembali terjadinya banjir bandang yang ketiga, warga melakukan persiapan dan antisipasi. Misalnya, membuat sarana perlindungan di atas pohon.
Wajar saja mereka traumatik. Selain karena bencananya terjadi dengan tiba-tiba dengan skala besar, juga banjir bandang datang secara beruntun hanya selang sehari.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang pertama terjadi pada Rabu (21/12). Keesokan harinya, air surut dan warga melakukan pembersihan rumah-rumah mereka. Hanya selang sehari, banjir bandang yang lebih besar kembali terjadi. Tepatnya, Jumat (23/12).
Hal itu membuat dua pemuda bersaudara, Heriasyah, S.Pd dan Anang Ardiansyah, S.Pd, memainkan akalnya. Warga Kelurahan Tanjung, membuat tempat “perlindungan” sementara di atas pohon depan rumahnya.
Ketinggian dari tanah sekitar dua meter lebih. Ukuran rumah pohon itu, tidak begitu besar. Cukup untuk berbaring dua orang. Kalau dipakai duduk, rumah pohon itu bisa menampung empat orang dewasa.
“Bukan tidak bisa menampung lebih dari itu. Cuma kalau lebih banyak, takutnya dahan kayunya patah,” kata salah seorang di antara mereka, Anang Ardiansyah alias yang akrab disapa Anang atau One itu.
Mengapa rumah pohon itu dipersiapkan hanya untuk dua orang?
Menurut Heriansyah alias Heri, selain karena ukuran pohon kayu tidak begitu besar, juga lantaran ibunya dan adik-adiknya sudah dievakuasi ke rumah keluarga di Kabupaten Bima wilayah barat.
“Yang ada di sini, hanya kami berdua. Mama dan tiga adik saya yang lain sudah dievakuasi ke Donggo,” jelas Heri sembari berharap dan berdoa, kiranya musibah itu cepat berlalu dan tidak kembali lagi. (won)