
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Dompu Muhammad Syahroni menerapkan “TAMBORA – DOMPU”. Terobosan super keren ini merupakan strategi inovasi dalam mengatasi permasalahan belum optimalnya BMD dan masih minimya PAD di daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu. Seperti apa TAMBORA – DOMPU itu? Bagaimana sistem kerjanya? Berikut penjelasan pria yang akrab disapa Dae Roni itu pada Lakeynews, Jumat (3/10/2025).
===============
DISADARI Dae Roni, Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) Kabupaten Dompu hingga kini masih menghadapi tantangan serius. Terutama dalam hal pemanfaatan aset yang belum optimal.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dompu relatif masih sangat rendah. Data 2024 menunjukkan, bahwa realisasi PAD hanya mencapai Rp. 137,07 miliar atau berkisar 10,44 persen dari total pendapatan daerah sebesar Rp. 1,312 triliun.
Menurut mantan kepala Distanbun ini, kondisi tersebut menegaskan, lebih dari 82 persen pendapatan daerah masih bergantung pada transfer pemerintah pusat. Dari total PAD itu, kontribusi sewa BMD tercatat hanya 0,45 persen.
“Itu sebuah angka yang mencerminkan rendahnya daya ungkit aset daerah terhadap peningkatan pendapatan daerah,” ungkap lulusan S1 Pertanian Budidaya pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram, 1992-1997).
Menjawab tantangan tersebut, jebolan S2 Magister Manajemen pada Institut Pertanian Bogor (IPB, 2003-2005) yang sedang menjalani Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PKN) yang diselenggarakan Administrasi Negara (LAN) RI, melakukan beberapa terobosan menarik.
Salah satu strategi inovasi Dae Roni melalui “proyek perubahan” bertitel “Strategi Optimalisasi BMD dalam Menunjang Peningkatan PAD di Kabupaten Dompu” dengan Branding TAMBORA – DOMPU.
“TAMBORA adalah akronim dari Tata Aset Maksimal Berdaya Optimal Raih Anggaran,” jelas anak Dompu yang tangis pertamanya meletus pada 7 Oktober 1973, dan baru saja merayakan milad ke-52 tahun ini.

Inovasi TAMBORA – DOMPU, kata ayah dari dua anak laki-laki ini, sebagai wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam menghadirkan tata kelola aset yang lebih modern, transparan, dan akuntabel.
“Produk yang akan dihasilkan melalui proyek perubahan ini, antara lain, akan ada Peraturan Bupati (Perbup) terkait tata kelola dan sewa aset,” sebut istri tercinta, Verratti Fitria (49 tahun), wanita berpendidikan terakhir S2 dan menyandang titel Magister Manajemen.
Kemudian, tambah Sekjen Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Dompu ini, akan ada juga Katalog Aset Pemda Dompu, rancangan aplikasi TAMBORA – DOMPU, dan hal-hal teknis lainnya.
“Sekarang sedang dalam tahap implementasi jangka pendek,” papar peraih Satyalancana Karya Satya XX Tahun dari Presiden RI, 2018 yang dikenal rendah hati, tenang dan kalem ini.
Selain yang diuraikan tersebut, abdi negara yang diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 1 Oktober 1998 dan resmi PNS pada 1 Oktober 1999 ini juga membangun komitmen dan kesepahaman dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara (KPKLN) Bima.
“Ini sudah dilakukan beberapa waktu lalu,” jelas Dae Roni yang kini memiliki pangkat sebagai Pembina Utama Muda dengan Golongan IV/c.
Kehadiran aplikasi TAMBORA diyakini pemilik Sekolah Sepak Bola (SSB) Fatahillah Dompu ini akan menjadi terobosan penting dalam pengelolaan Barang Milik Daerah, khususnya untuk layanan penyewaan aset.
“Melalui platform digital ini, masyarakat dan pelaku usaha kini dapat mengakses informasi aset, mengajukan penyewaan, hingga memantau status pengajuan secara online,” jelas Dae Roni yang alumni SDN 1 Dompu, SMPN 1 Dompu, dan SMAN 1 Mataram.
Lebih jauh ditegaskan, keberadaan aplikasi TAMBORA – DOMPU ini tidak hanya dimaknai sebagai inovasi teknologi. Namun juga, sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan pengelolaan BMD di Kabupaten Dompu yang selama ini belum optimal.
“Banyak aset daerah yang belum termanfaatkan secara maksimal, sehingga kontribusinya terhadap PAD masih terbatas,” aku pegawai yang dalam karirnya pernah menduduki sejumlah jabatan. Antara lain, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Kabid Perencanaan Ekonomi hingga Sekretaris dan Plt. Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu.
“Dengan hadirnya sistem digital ini, pemerintah daerah berupaya menata, mengamankan, sekaligus memanfaatkan aset secara lebih produktif agar mampu memberikan nilai tambah yang signifikan,” urainya.
Nama TAMBORA sebagai akronim dalam proyek perubahan (Tata Aset Maksimal Berdaya Optimal Raih Anggaran), terinspirasi dari Gunung Tambora. “Gunung Tambora menjadi ikon Kabupaten Dompu sekaligus simbol kekuatan dan transformasi,” jelas Dae Roni.
Tagline tersebut menegaskan fokus utama program: Menata aset dengan tertib administrasi, Memaksimalkan daya guna untuk pelayanan publik, serta Mengoptimalkan penerimaan daerah melalui berbagai skema pemanfaatan seperti sewa.
Dengan strategi baru berbasis kebijakan terintegrasi dan teknologi digital, kata Dae Roni, TAMBORA – DOMPU diharapkan menjadi model pengelolaan aset daerah yang inovatif, dan meningkatkan PAD.
“Juga, sekaligus menghadirkan pelayanan publik yang lebih prima bagi masyarakat Kabupaten Dompu,” cetus Dae Roni yang juga menjadi Pembina DPD Media Independen Online (MIO) Indonesia Kabupaten Dompu. (won)
