
“Pemimpin Jangan Tutup Telinga, Kritikan Pers Itu Seperti Obat, Pahit tapi Menyehatkan”
CATATAN: Sarwon Al Khan, Lakeynews.com
GUBERNUR Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal mengundang dan melakukan pertemuan dengan insan pers. Pertemuan dengan para wartawan, pimpinan media, organisasi wartawan, dan organisasi media massa itu dibingkai dalam bentuk Media Gathering.
Menariknya, selain bincang-bincang santai penuh kehangatan, pada momen tersebut, Miq Iqbal (sapaan akrab Lalu Muhamad Iqbal) bersedia begibung (Sasak, red). Yakni makan bersama-sama dengan cara duduk lesehatan, beralaskan daun pisang.
Penulis memang tidak bergabung dalam agenda begibung itu, karena kendala waktu dan jarak (Dompu). Namun, mengetahui dan memantau kegiatan tersebut melalui teleponan dan akun medsos beberapa teman, termasuk akun Miq Iqbal. Juga rilisan yang dibagi rekan-rekan Dinas Kominfotik Provinsi NTB.
Kendati demikian, berdasarkan catatan penulis dan referensi dari sejumlah pihak (dalam dan luar pemerintahan), pertemuan plus begibung di Pendopo Tengah Gubernur pada Rabu (7/5/2025) kemarin, merupakan kali pertama dilakukan seorang Gubernur NTB terhadap insan media.
Hadir mendampingi Miq Iqbal dalam kegiatan yang berlangsung penuh keakraban dan kekeluargaan itu, Kadis Kominfotik Yusron Hadi, Kadis Pariwisata Nur Aulia, dan pejabat terkait lainnya.
Sejumlah wartawan dan pimpinan media juga mengakui, itu kegiatan sangat langka dan kali pertama digelar. Mereka mengucapkan, “terima kasih Miq Iqbal.”
“Setahu saya, baru pertama kali,” kata H. Abdus Syukur, Pemred senior Lombok Post yang kini menjadi salah seorang dari dua Ahli Pers asal NTB. Seorang lagi Ahli Pers adalah H. Nasrudin Zain (Ketua PWI NTB).

Akan Selalu Terbuka Dialog dan Diskusi
Miq Iqbal menyadari betul peran strategis media massa dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Karena itu, menurut Kadis Kominfotik NTB Yusron Hadi, Miq Iqbal sengaja meminta untuk diadakan Media Gathering.
Acara seperti ini dianggap penting dalam konteks menguatkan tali silaturahmi dan kerja sama antara Pemprov NTB dengan insan pers. Diharapkan menular ke Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta ditiru oleh para Bupati dan Wali Kota.
Miq Iqbal sempat mengungkapkan berbagai dinamika kerja yang terjadi di pemerintahannya. Meski demikian, pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai persoalan secara cepat dan tepat. Itu sudah tampak (sebagai contoh) dalam penyelesaian persoalan peternakan, persampahan dan lainnya, baru-baru ini.
Diuraikan juga secara singkat tentang rencananya membentuk NTB Capital maupun penyelenggaraan event pariwisata berkelas dunia.
Mendukung dan mewujudkan itu semua, diharapkan peran aktif insan media. Miq Iqbal kembali tegaskan, selalu terbuka untuk berdialog dan mendiskusikan berbagai isu strategis dalam pembangunan dan pemerintahan bersama insan media, baik yang ada di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa.
Ketika media dilibatkan langsung, tentu akan memahami kompleksitas masalah yang ada. “Rencana kami, silaturahmi seperti ini akan sering kita lakukan,” ujar Miq Iqbal.

Pemprov Diharapkan Perhatikan Kesejahteraan Media Pers
Insan media juga menunjukkan respons luar biasa dengan digelarnya kegiatan tersebut. Apalagi kegiatan itu, merupakan kali pertama dilaksanakan.
“Kami berterima kasih atas diadakannya kegiatan silaturahmi ini, dan kesempatan dialog Pak Gubernur bersama insan media,” kata salah seorang diantaranya, Ketua PWI NTB Nasrudin Zain.
Mereka menyampaikan dukungan terhadap berbagai program yang tengah dijalankan pemerintahan Miq Iqbal bersama Wakil Gubernur Hj. Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda).
“Kami berharap kesejahteraan perusahaan media pers, baik cetak maupun elektronik (TV, radio, dan online) menjadi perhatian Pemerintah Provinsi NTB,” ujar pria yang sehari-hari berkarya di RRI Mataram ini.

Bernilai Simbolik Sangat Kuat, Patut Dilestarikan
Wartawan Senior yang juga Ahli Pers H. Abdus Syukur, selain mengungkapkan pengetahuannya tentang kegiatan itu baru kali pertama, juga memandang, makan begibung atau makan bersama dalam satu wadah memiliki nilai simbolik yang sangat kuat.
“Terutama dalam membangun kedekatan antara pemimpin dan masyarakat,” tadasnya.
Begibung sendiri adalah tradisi khas Suku Sasak (Lombok) yang mencerminkan nilai kebersamaan, egaliter, dan saling menghargai –yang sangat penting dalam konteks kepemimpinan daerah.
“Saya memandang kegiatan seperti ini sangat positif dan patut dilestarikan,” ujar Syukur.
Di tengah suasana birokrasi yang kadang terasa kaku, sambungnya, kegiatan seperti begibung dianggap mampu menghadirkan nuansa kekeluargaan yang hangat.
“Ini juga bisa menjadi bentuk komunikasi nonformal yang efektif antara pemimpin dan rakyatnya,” cetusnya.
“Harapan kita kedepan, kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi seremoni, tapi juga memperkuat hubungan sosial, mempererat tali silaturahmi dan menjadi ruang mendengar aspirasi masyarakat secara langsung,” tambah Syukur.

Kritikan Pers Itu Seperti Obat, Pahit tapi Menyehatkan
Bukan hanya saat tatap muka dalam kegiatan Media Gathering, melalui salah satu akun Facebook miliknya, Miq Iqbal juga mengakui, bahwa pekerja media bukan sekadar pemburu berita. Di matanya, para jurnalis/wartawan adalah sahabat.
“Kawan bertukar pikiran. Tanpa membedakan organisasi ataupun medianya, mereka diundang. Tanpa sekat. Akrab,” ungkap Miq Iqbal.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki ini memang sengaja mengajak para wartawan dan pimpinan media duduk lesehan. Pembicaraan dibuat hangat. Santai tanpa ada protokoler. Hanya sedikit pengantar dari Kadis Kominfotik.
Miq Iqbal mengakui menerima pertanyaan, masukan dan kritikan cukup tajam dari sejumlah pentolan organisasi wartawan maupun organisasi media.
“Pemimpin hari ini tidak boleh (jangan) tutup telinga atas setiap masukan. Apalagi oleh pers. Kalaupun pahit, anggap itu sebagai obat. Menyehatkan setiap diminum,” kata Miq Iqbal mengutip paparan perwakilan insan pers.
“Mari terus terus berkolaborasi. Bangkit bersama. Bangun NTB Makmur Mendunia,” ajaknya. (*)