Almarhum KH Abdul Majid Bakry alias Abu Tua Mejo. (foto ist/lakeynews.com)

DOMPU, Lakeynews.com – Innalillahi wainna ilaihi roji’un. Satu lagi tokoh sentral komunitas Donggo Dompu dan Bima, meninggal dunia. Adalah KH Abdul Majid Bakry alias Abu Tua Mejo.

Almarhum menghembuskan napas terakhir pada Selasa (14/02) sore, sekitar pukul 15.40 Wita di kediamannya, Dusun Keto Ntembi, Desa Karamabura, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Abu Tua Mejo wafat dalam usia 109 tahun.

Selasa malam ini, jenazah disemayamkan di rumah duka. Rencananya, akan dimakamkan di pemakaman keluarga, dekat pemakaman umum Desa Karamabura, Rabu (15/02).

Salah satu putri almarhum, Nurhayati, S.PdI, menjelaskan almarhum meninggalkan delapan anak dari dua istri, 29 cucu dan 13 cicit.

Jenazah almarhum KH Abdul Majid Bakry disemayamkan di rumah duka. (foto ist/lakeynews.com)

Sebelum meninggal, almarhum tidak menderita penyakit apapun. Hanya terbaring di tempat tidur karena usia lanjut. “Makan dan minum juga tetap lancar seperti biasa,” ujar Nurhayati.

Bahkan, sampai siang sekitar pukul 13.00 Wita (sebelum meninggal), lanjutnya, almarhum sempat makan dulu. Kemudian dilanjutkan dengan minum obat luka pinggang akibat berada sekitar dua bulan di tempat tidur.

Pantauan Lakeynews.com sejak sore hingga malam ini, rumah duka dipadati para pelayat yang terus berdatangan, baik dari Dompu maupun dari Kabupaten dan Kota Bima. Diantaranya, Ketua Lembaga Adat Masyarakat Donggo (Lamdo) Dompu Nasrullah M Saleh, mantan Ketua Lamdo yang juga Kepala SMAN 3 Dompu Sanusi H Rasyid, Kepala SMAN 2 Dompu Bambang Hermanto beserta istri, Kepala SDN 26 Dompu Abdul Hamid Yasin, serta ratusan anggota keluarga, kerabat dan handaitolan.

 

Kenang-kenangan almarhum KH Abdul Majid Bakry semasa hidupnya. (foto ist/lakeynews.com)

Pejuang “Peristiwa Donggo ’72”

Almarhum merupakan salah satu tokoh dan pejuang hak-hak kemanusiaan. Bersama empat tokoh sentral dan sejumlah tokoh simpul ke-Donggo-an lainnya, dia berada di garda terdepan dalam menentang ketidakadilan, kezaliman dan kebohongan pemerintah di era Orde Baru pada 1972 itu.

Dari empat tokoh sentral tersebut (selain Abu Tua Mejo), tiga diantaranya sudah lebih dulu menghadap Sang Pencipta. Yakni H Kako Bongko alias H Muhammad Ali alias Abu Kako, HM Ali Ta’amin alias Abu Elo dan Jamaluddin H Yasin alias Ledo Donggo.

Satu-satunya tokoh simpul pada “Peristiwa Donggo ’72” yang masih hidup adalah H Abas Oya alias Abu Iba. Saat ini, berdomisili di Desa Bajo, Kecamatan Soromandi (pemekaran Kecamatan Donggo), Kabupaten Bima. (zar)