Empat Hari Sudah TV dan Radio tak Siaran, Koran tak Nyetak, Online Sulit Sapa Dumay
KOTA BIMA, Lakeynews.com – Sejak dilanda banjir pertama Rabu (21/12) dan disusul banjir kedua Jumat (23/12), hingga malam ini, media-media massa yang terbit dan berkantor pusat di Kota Bima tidak kuasa untuk beroperasi. Televisi dan radio tidak bisa siaran, koran-koran tak kuasa untuk nyetak, situs (portal) media online pun kesulitan menyapa warga dunia maya (Dumay).
Sebut saja media-media di bawah payung Bima Ekspres Grup, Bima TV, Radio FM, Harian BiMEKS, dan portal berita Bimakini.com yang bermarkas di BTN Penatoi, Kecamatan Mpunda. Nasib yang sama juga dialami harian Radar Tambora dan sejumlah media lainnya.
“Radio Bima FM dan Bima TV tidak bisa siaran,” kata CEO BiMEKS Grup Khairudin M. Ali dalam status melalui akunnya di media sosial Facebook.
Demikian pula dengan Harian BiMEKS, lanjut Khairudin, tidak dapat terbit karena bencana banjir yang melanda Kota Bima mengakibatkan matinya lampu (listrik) ke kantor kami. “Atas kejadian ini, kami sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” sambungnya dalam status itu.
Ketika dihubungi Lakeynews.com via ponselnya malam ini (24/12), Khairudin mengungkapkan, akibat banjir sejumlah peralatan televisi maupun radio rusak. Sedangkan koran BiMEKS tidak terbit, selain karena kantor ikut diterjang banjir, juga akibat suplai listrik yang terputus.
“Ada alat kami yang kemasukan air dan rusak, sehingga TV dan radio tidak bisa siaran. Kalau koran, begitu listrik menyala, insya Allah sudah bisa lansung terbit,” ujar Khairudin.
Portal berita Bimakini.com saya pantau sudah online lagi?
“Iya, memang baru hari ini, mulai tadi, teman-teman aktif lagi,” jawabnya.
Pria yang ketika dihubungi mengaku HP-nya sedang dicas di masjid itu, kembali menyampaikan permohonan maafnya atas tidak beroperasinya media-media yang dia asuh karena dilanda bencana alam tersebut. Disamping itu, sempat menumpahkan uneg-unegnya. “Pemerintah kita abai terhadap pemanfaatan media penyiaran,” tegasnya.
Menurut dia, seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan media massa, terutama media penyiaran dalam penyampaian informasi dini tentang kemungkinan adanya bencana seperti banjir. “Bukan soal kerjasamanya, tapi lebih pada sensitifitas pemerintah terhadap penyampaian informasi dini tentang akan akan terjadinya suatu bencana alam,” tegasnya. (won)