Liputan Khusus di SP II Nangakara (1)
Laporan : Sarwon Al Khan – Dompu
Salah satu agenda Lekeynews.com adalah Liputan Khusus (Lipsus) dengan “Menyisir Wilayah-wilayah yang Dianggap Terpinggirkan, Terabaikan dan Termarginalkan”. Moment awal beroperasinya Lekeynews.com ini, kami melakukan Lipsus perdana di wilayah Satuan Pemukiman (SP) II Nangakara, Desa Sori Tatanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejumlah fakta yang memprihatinkan kami jumpai di sana. Diantaranya, tidak ada jembatan dan jembatan darurat buatan warga sudah bertahun-tahun terputus. Beberapa titik ruas jalan menunju pemukiman maupun lahan usaha warga berubah fungsi, jadi sungai. Warga pun meminta pemerintah agar membuka mata, menangani kondisi memilukan itu. Berikut kupasannya yang kami turunkan secara bersambung.
=============
UNTUK mengetahui kondisi riil warga dan lingkungan, fasilitas dan sarana prasarana pendukung di kawasan pemukiman penduduk transmigrasi SP II Nangakara, harus melalui sedikit perjuangan. Apalagi saat ini, November 2016, memasuki awal musim hujan. Kita baru sampai di rumah-rumah warga telebih dulu menghabiskan waktu sekitar dua jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Dari jalan raya Lintas Dompu – Calabai, kita melewati jalan “kasar” penuh bebatuan/kerikil lebih kurang empat kilometer. Tampaknya jalan tersebut baru beberapa waktu lalu mendapatkan pengerasan.
Sayangnya, di beberapa titik ruas jalan itu tergerus air, membentuk dirinya seperti sungai, lumpur dan becek. Sehingga ketika melewatinya, jika tidak ektra hati-hati (khusus menggunakan sepeda motor) maka siap-siap saja untuk jatuh bangun berkali-kali. Praktis pakaian yang dikenakan menjadi tidak bersih lagi alias dilumuri “bubur” tanah.
Sepintas terlihat, kondisi jalan menjadi parah karena di sisi kiri dan kanannya tidak dibuatkan talud atau saluran airnya. Akibatnya, setiap hujan turun, terutama saat hujan deras, jalan selalu dihantam arus air.
Warga SP II Nangakara dan sekitarnya mengaku, sudah bertahun-tahun mengalami dan menjalani kondisi tersebut. Mereka merasa tidak dianggap penting dan diabaikan oleh pemerintah.
Dengan mata berkaca-kaca, beberapa warga yang kami temui mengaku sangat iri dengan warga kota atau sekitar kota Dompu yang luar biasa mendapat perhatian dari pemerintah. Jalan yang sudah diaspal, diaspal lagi dan dilapisi lagi dengan hotmix hanya karena rusak sedikit.
“Nah, kami disini, tidak diperhatikan. Jangankan diaspal, diperbaiki agar tidak jatuh saja, tidak ada. Anda (wartawan Lakeynews.com, red) sendiri melihat dan merasakan langsung bagaimana kondisi jalan ketika datang tadi,” kata salah satu tokoh masyarakat SP II Nangakara, Yadam Ibrahim.
Warga sangat mengharapkan sentuhan pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan pengerjaan jalan tersebut. “Kami memohon kepada pemerintah kiranya tidak membiarkan berlarut-larut kondisi jalan ini dan memperbaikinya,” pinta warga lainnya, Jainudin.
“Terserah, apakah pemerintah kabupaten, provinsi atau pemerintah pusat, silakan saja. Yang penting bagi kami, kondisi jalan ini menjadi baik dan tidak mengkuatirkan jika menggunakan (melewati)-nya,” sambung Jainudin yang diperkuat tokoh masyarakat setempat, H Yusuf. (bersambung)