
Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”
• Pertanyaan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya banggakan Bapak Pengasuh Rubrik Psikologi, saya seorang remaja dengan usia sekitar 17 tahun duduk di bangku kelas XII di salah satu SMUN di Dompu.
Saya menyaksikan gebyar menjadi juara sedang menghinggapi banyak orang sebagai misal para atlet Porprov NTB tidak hanya di Dompu namun juga di Kab/Kota lainnya rata-rata ingin meraih juara di cabor yang diikutinya.
Di momen yang baik ini kiranya dapat diberikan pencerahan apa pentingnya seseorang harus menjadi juara dalam suatu bidang yang diikutinya. Adakah cerita bahagia dibalik juara yang diukirnya?
Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahannya.
LIS di Kota Dompu.
• Jawaban
Wa’alaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Meraih juara, seberapa pentingkah bagi seseorang (remaja) dalam hidupnya. Meraih juara dalam suatu event menjadi kebanggaan bahkan juga membuat individu bisa bahagia.
Menjadi juara adalah satu harapan yang ingin diwujudkan dan akan membuat individu berbeda dari orang kebanyakan.
Tampilan yang berbeda tersebut membuat seseorang memiliki kedudukan yang terhormat, diakui dan diterima dengan baik dalam banyak kesempatan.
Dengan predikat juara individu akan diberikan penghormatan sebagai pribadi unggul dan kreatif atas kegiatan atau usaha yang digelutinya.
Penghormatan yang diberikan berupa sebutan “juara” atau “jawara” merupakan buah dari sebuah pembuktian diri bahwa dalam sebuah aktivitas individu mampu unggul atau berprestasi.
Bila individu bisa juara atau unggul (berprestasi) dalam suatu event yang diikuti yang mana juga banyak individu berebutan mendapatkan predikat sebagai seorang juara.
Bila mampu juara maka yang bersangkutan akan diberikan kedudukan yang berbeda dari individu yang tidak juara yang juara akan diberikan piala atau penghargaan dengan label tertentu.
Label yang diberikan seperti juara dalam bidang tertentu membuat individu mendapat status sosial yang terhormat dan membuatnya bangga dan berbahagia dengan predikat yang diraihnya.
Tidak sedikit individu yang mampu mengukir juara mendapat kemudahan dikenal atau mendapatkan fasilitas tertentu dari banyak orang.
Menjadi juara atau bisa berprestasi tentunya merupakan impian banyak individu (remaja).
Untuk menjadi sosok yang juara tidaklah mudah melainkan harus melewati banyak tantangan dan hambatan, ujian dan godaan.
Banyak pengorbanan dan upaya yang perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan juga dengan usaha yang keras untuk mendapatkan status juara.
Juara adalah sebuah status dan predikat terhormat. Remaja yang juara akan mendapatkan kedudukan terhormat dan pujian dari banyak orang.
Banyak remaja bercita-cita mreaih prestasi tinggi atau bisa meraih juara dengan harapan mendapatkan pengakuan dan penghormatan atas usaha yang dibuatnya.
Apa keuntungan ketika individu (remaja) bisa mencetak juara. Dikutip dari laman https://www.rijal09.com bila remaja bisa juara akan memperoleh kemudahan sebagai berikut;
- Mendapatkan Beasiswa
Beasiswa adalah bantuan dana belajar bagi siswa yang berprestasi, siswa yang berprestasi bisa dilihat dari prestasi yang mampu dia raih di sekolah, misalnya saja mampu menjadi juara di kelasnya.
- Membuat bangga orang tua
Salah satu caranya untuk bisa membuat orang tua merasa bangga adalah dengan menjadi siswa berprestasi atau juara di kelas. Bisa berprestasi dengan begitu pasti orang tua akan bangga memiliki anak seperti kamu.
- Memiliki banyak teman
Lainnya kelebihan menjadi juara adalah kalian bisa memiliki banyak teman. Akan banyak siswa yang lain akan bertanya atau menginspirasi kamu untuk bisa juara juga.
- Bebas tes masuk perguruan tinggi
Kelebihan lain menjadi juara adalah remaja bisa mendaftar perguruan tinggi melalui jalur undangan atau biasa disebut jalur tanpa tes.
Berikutnya dari laman https://www.fadlimia.com dikutip Sabtu (17/02/23) menyebut remaja dapat meraih juara dengan aktivitas sebagai berikut;
- Ciptakan atmosfer orang-orang yang berprestasi
Teman-teman yang rajin belajar, selalu bersemangat menyambut tugas dari guru layak dijadikan kawan berdiskusi. Hindari teman-teman yang malas dan lebih banyak mengeluh jika guru memberikan tugas.
- Miliki mata pelajaran unggulan
Kuasai pelajaran yang diujikan secara nasional terlebih untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Sehingga sedari duduk di bangku sekolah sudah mempersiapkan modal ilmiah berupa nilai mata pelajaran unggulan, mental yang kuat, dan siap untuk menyongsong ujian akhir.
- Mengumpulkan tugas tepat waktu
Guru paling senang dengan siswa yang selalu mengumpulkan tugas-tugasnya tepat waktu. Selain menaati arahan dan bimbingan darinya, guru juga merasa pengajarannya dinilai efektif diserap oleh siswa.
- Belajar untuk persiapan ujian sejak jauh-jauh hari
Sebaiknya belajar untuk persiapan ujian sejak jauh-jauh hari. Jangan mepet banget satu hari sebelum ujian. Pastinya materi pelajaran banyak sekali, sehingga jika dikebut semuanya di malam sebelum ujian, pastinya tidak optimal.
- Sesuaikan Diri
Seorang yang juara tidak melakukan hal-hal yang dilarang seperti menyontek, bolos, telat datang ke sekolah, teledor dalam menyetorkan tugas, dan hal tidak pantas lainnya.
Berikutnya merilis dari laman https://deepublistore.com Jumat (17/02/23) menyebut selain juara hal penting yang harus dimiliki oleh para remaja adalah akhlak yang baik dan terpuji.
Disebutkan akhlaq baik adalah bekal yang paling mahal bagi generasi dan anak-anak bangsa. Akhlaq buruk menyebabkan masa depan generasi menjadi buruk.
Pendidikan akhlaq sejak dini bagi anak-anak kita, sangat oenting dilakuksn karena mereka merupakan amanah dari Alloh SWT.
Jika akhlaq baik sudah ditanamkan sejak dini diharapkan remaja akan tumbuh menjadi generasi yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa umumnya.
Demikian, mudah-mudahan tercerahkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (*).