Wabup Bima H. Dahlan M. Noer, membuka Workshop Revitalisasi dan Pemberdayaan Komite Sekolah Tingkat SD dan SMP di SMPN 3 Woha, Rabu (29/03). (ist/lakeynews.com)

BIMA, Lakeynews.com – Pemimpin di semua tingkatan itu ibarat seorang sopir kendaraan yang memerlukan keahlian khusus agar sampai pada tujuan. Tanpa terkecuali, kepala sekolah dan guru yang mengabdi di semua unit pendidikan pun harus berfilosofi sopir tersebut.

Pernyataan itu dilontarkan Wakil Bupati (Wabup) Bima H. Dahlan M. Noer, Workshop Revitalisasi dan Pemberdayaan Komite Sekolah Tingkat SD dan SMP Lingkup Pemkab Bima dalam rangka implementasi sekolah RAMAH. Kegiatan yang dirangkaikan dengan Seleksi/Pemilihan Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi itu berlangsung di SMPN 3 Woha, Rabu (29/03).

Hadir mendampingi Wabup saat itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Dikbudpora) Drs. H. Supratman, M.Si, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bima H. Suaidin, S.Pd, dan Koordinator Pengawas Syaifullah, M.Pd.

“Perlu disadari, bahwa pemimpin itu ibarat seorang sopir kendaraan yang memerlukan keahlian khusus agar bisa sampai pada tujuan yang dituju,” tegas Wabup ketika memberikan sambutan.

Wabup menginginkan, masalah kualitas di sektor pendidikan ini tidak boleh dianggap main-main karena merupakan bidang yang fundamental. Karena itu, pemilihan guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi ini harus benar-benar memperhatikan kompetensi, kepribadian pendidik dan manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.

“Ibarat sopir juga, harus selalu awas dan cepat mengatasi masalah. Jangan ada pembiaran guru dan siswa malas, yang bertindak semaunya di lingkungan sekolah,” tegas Wabup.

Menurutnya, revitalisasi berarti mengubah dari yang lama ke yang baru. Guru, kepala sekolah, pengawas berprestasi yang akan dikirim ke tingkat selanjutnya harus berkualitas.

Teekait seleksi pendidik ini, Wabup mengungkapkan, bahwa di tingkat nasional kualitas guru dari Bima masih tertinggal. Terutama dari aspek karya, yang APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, Konsisten). “Dalam seleksi ini, penting memperhatikan karya orisinil, bukan hasil jiplakan. Tidak usah ikut lomba guru berprestasi bila menjiplak karya orang, tegasnya. (zar)