DOMPU, Lakeynews.com – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Dompu Hasan Kurnia, SH, mengungkapkan, pihaknya sudah memegang Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) 16 desa yang dilaporkan terkait dugaan penyelewengan dana Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD). Dua desa diantaranya, diduga kuat melakukan penyelewengan.
“Dari 16 tersebut, ada dua desa yang (diduga) menyelewengkan ADD dan DD hingga ratusan juta rupiah,” kata Hasan saat menerima massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Dompu dan Forum Komunitas Mahasiswa Muslim (FKMM) di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Dompu, Jumat (9/12).
Hanya saja, desa mana saja dari dua desa tersebut yang diduga menyelewengkan dana ADD dan DD tersebut, Hasan tidak menguraikannya secara detail.
Demo massa HMI dan FKMM itu untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia. Aksi puluhan mahasiswa yang menuntut penuntasan penanganan sejumlah kasus dugaan korupsi itu cukup menggetarkan Dompu.
Pada aksinya tersebut, HMI dan FKMM mempertanyakan penanganan kasus dugaan korupsi yang dilaporkan, seperti dugaan penyelewengan ADD dan DD, serta dugaan korupsi dana perhelatan Tambora Menyapa Dunia tahun 2015.
“Tiga bulan lalu kami telah masukan laporan kasus dugaan penyelewengan ADD dan DD, namun hingga saat ini tidak ada hasil prosesnya. Kami kecewa dengan kiner kejaksaan yang tidak kunjung menuntaskan kasus korupsi di Dompu. Sudah tiga kali kami aksi untuk kasus yang kami laporkan ini,” ungkap salah seorang anggota HMI ketika berorasi.
Pantauan Lakeynews.com, beberapa saat melakukan orasi di depan Kejari Dompu, massa diterima Kajari di Aula Kejari.
Aksi aktivis HMI dan FKMM yang dimulai sekitar pukul 08.45 Wita itu awalnya berjalan lancer. Namun ketika berorasi di traffic light Kota Dompu, suasana sempat tegang dan ricuh. Untungnya sikon kurang enak tersebut sampai tidak berlangsung lama ( Baca : http://lakeynews.com/2016/12/09/demo-hmi-peringati-hari-anti-korupsi-ricuh/ ). (far)