Pj Gubernur NTB Hassanudin saat peluncuran Calendar of Event (CoE) 2025 (kiri). Dan, Ketua DPRD Kabupaten Dompu Muttakun. (kolase/lakeynews.com)

DOMPU – Nihilnya event Kabupaten Dompu masuk dalam Calendar of Event (CoE) 2025 yang diluncurkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Hotel Merumatta, Senggigi (10/2/2025), mendapat reaksi keras dari Ketua DPRD Kabupaten Dompu Muttakun. Beberapa elemen warga Dompu juga memberikan respons beragam.

Menariknya, dalam hal ini, Muttakun tidak serta merta menyalahkan Pemprov NTB yang tidak mengkomodir atau mencantumkan event Dompu dalam CoE 2025. Dia justru tajam menyoroti peran anggota DPRD NTB, terutama dari Dapil 6 (Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima).

“Masuk dan tidaknya Dompu di Calender of Event 2025 Provinsi NTB, tergantung ada-tidaknya perhatian wakil rakyat kita di DPRD NTB,” kritik politisi NasDem itu di WAG Lakeynews, Selasa (11/2/2025).

Pemprov NTB dalam siaran persnya yang diterima Lakeynews.com juga telah dilansir beberapa media massa menjelaskan, CoE 2025 yang diluncurkan Pj Gubernur NTB Hassanudin merupakan upaya meningkatkan daya tarik wisata dan memperkuat branding NTB sebagai “World Class Tourism Destination”.

Dalam CoE 2025 ini, dihadirkan 58 event dari kabupaten/kota, asosiasi dan MGPA. Ke 58 agenda pariwisata itu mencakup festival budaya, kuliner, tenun, olahraga internasional, serta berbagai kegiatan berbasis ekowisata dan kearifan lokal di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Menurut Pj Gubernur, Sejumlah event unggulan yang telah menjadi ikon pariwisata NTB juga akan kembali hadir. Diantaranya, Festival Bau Nyale di Pantai Seger, MotoGP Mandalika, MXGP Indonesia, Pesona Khazanah Ramadhan, Festival Rimpu Mantika di Bima, serta Festival Melala di Sumbawa. Disamping berbagai event lain.

Hal itu diperkuat Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB H. Jamaluddin Malady. Dia mengatakan, dengan adanya CoE ini wisatawan dapat memilih event untuk didatanginya saat berlibur ke NTB.

“Ada empat event yang saat ini masuk tahap kurasi Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025. Yakni Rimpu Mantika Kota Bima, Aluna Budaya Desa Lombok Timur, Perang Topat Lombok Barat, dan Festival Gili atau Mandi Safar Lombok Utara,” jelasnya.

Sayangnya, dari 58 agenda pariwisata NTB yang masuk CoE 2025, tidak ada satupun dari Kabupaten Dompu. Hal inilah yang direaksi oleh Ketua DPRD Dompu Muttakun dan beberapa elemen lainnya.

Kata Muttakun, berbicara calender event NTB adalah bicara rencana program (kegiatan) yang dialokasikan di dalam APBD provinsi. Seberapa seringpun proposal yang diajukan Pemkab Dompu, baik oleh Bupati maupun Disbudpar, tanpa ikut diatensi anggota DPRD NTB –terutama dari Dapil 6– maka proposal itu hanya akan menjadi sampah di Pemprov.

“Sejujurnya, kami juga ingin wakil rakyat kita di DPRD NTB yang berasal dari Dompu mempunyai bargaining position tinggi ketika memperjuangkan kepentingan daerah,” tandas Muttakun.

Muttakun kemudian mengungkapkan, lima tahun melihat dan mencermati alokasi anggaran dari APBD Provinsi NTB sepertinya menggambarkan peran advokasi wakil rakyat dari Dompu di DPRD NTB lemah.

Pernyataan Muttakun disela oleh pemerhati masalah sosial politik dan pemerintahan, Suherman Ahmad. Pria yang akrab disapa Herman ini mempertanyakan, ada atau tidak proposal/pengajuan dari Pemkab Dompu untuk masuk dalam CoE NTB 2025 ke Pemprov atau Dispar Provinsi NTB.

“Itu dulu yang perlu diketahui. Jika ada, ini yang kita (konfirmasi) ke Pemprovnya, kenapa tidak diakomodir. Tapi, jika tidak ada, kita perlu berkaca diri, mengevaluasi diri,” tegas Herman.

Lagi-lagi disergap Muttakun. Menurutnya, tanpa proposalpun, jika wakil rakyat asal Dapil 6 di DPRD NTB memiliki sense of crisis terhadap kebutuhan daerah, termasuk mendorong pengembangan wisata di Dompu merupakan kewenangan Pemprov NTB, tentu sudah tahu dan memiliki database tentang potensi wisata apa yang perlu diperjuangkan untuk mendapat alokasi APBD provinsi.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu Zainal Afrodi, menjelaskan secara singkat terkait syarat untuk bisa masuk ke KEN (Kharisma Event Nusantara).

Menurut dia, langkahnya diawali Kurasi melalui Dispar Provinsi. Event yang bolah diusulkan adalah yang sudah dilaksanakan di daerah berturut-turut dua tahun.

“Kendala kita untuk tahun 2024 tidak ada yang bisa diusulkan karena tidak ada event yang memenuhi syarat. Insya Allah, tahun 2025 ada Festival Muna Pa’a yang bisa kita usulkan. Karena sudah jalan 1 kali tahun 2024,” jelas Ferry, sapaan Zainal Afrodi.

 

Guru To’i Langsung Koordinasi dengan Kadisbudpar NTB

Dikonfirmasi masalah ini, salah seorang dari 11 anggota DPRD NTB dari Dapil 6, Akhdiansyah merespons positif dan mengapresiasi aspirasi yang datang dari daerah konstituennya tersebut.

Meski kepariwisataan bukan merupakan bidang yang masuk dalam komisinya, sebagai wakil rakyat Dompu, pria yang akrab disapa Guru To’i ini menegaskan akan langsung menindaklanjuti harapan ketua DPRD Muttakun dan warga Dompu.

Guru To’i masuk Komisi 3 (Bidang Keuangan dan BUMD) DPRD NTB. Sedangkan yang membidangi pariwisata adalah Komisi 2.

“Saya cek dulu ke rekan-rekan Komisi 2. Kemudian hari ini juga segera berkomunikasi dan berkomunikasi ke Dinas Pariwisata. Insya Allah hasilnya akan saya sampaikan ke rekan-rekan media,” janjinya.

Benar juga. Kurang dari 10 menit, Guru To’i menghubungi Lakeynews.com dan menginformasikan hasil komunikasi dan koordinasi yang baru saja dilakukannya tersebut. Ulasannya, baca dalam tulisan lain.

 

Berikut daftar kegiatan dalam CoE NTB 2025:

 

Februari; Merumatta Coast Trail, Lombok Travel Mart, Maen Jaran, dan Festival Bau Nyale.

Maret; Gelegar Pesona Khazanah, dan Ramadhan 2025.

April; Festival Lebaran Topat, dan Festival Rimpu Mantika.

Mei; Wonderpreneur Festival (WPF), Rinjani 100 Marveolus Trail, dan Paragliding Accuracy World Cup.

Juni; Festival Betulak, Mataram Classic Fest, Festival Muharram, Festival Melala, dan Festival Betutulak.

Juli; Senggigi Lombok Fun Run, Festival Begawe Jelo Nyesek, MXGP Indonesia 2025, Alunan Budaya Desa, Mataram Culture Festival, Bejango Desa, dan Festival Film Sangkareang.

Agustus; Mandalika Travel Mart, Sail Boat Race, Lombok Syariah Festival, Gili Festival 2025, Porche Carrera Cup Asia, Festival Warna-warni Kemerdekaan, Festival Mutiara Mataram, Festival Sangiang Api, Festival Kota Toea Ampenan, FIM Asia Road Racing Championship, dan Perang Timbunf Ballona Festival Kertasari.

September; Masbagik Festival, Maulid Adat Bayan, Sail ti Indonesia, Nature Fest, Samota International Festival, dan Mandalika International Festival (MIF).

Oktober; Merumatta Half Marathon, Internasional Paragliding Xcross Country, Senggigi Sunset Jazz, Table Top and Exhibitions (TABEX), Familiarization Trip of Substainnable (FAMOUS), MotoGP Mandalika 2025, Lombok Sumbawa Fair (LSF), Rinjani Travel Mart, dan Sembalun Mountain Festival.

November; Mataram Reggae Festival, dan Pacoa Jara

Desember; Sunrise to Sunset Festival, Ite Begawe Festival, Festival Bekerese, Festival Maloka, dan Perang Topat 2025. (won)