Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”
• Pertanyaan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang terhormat Bapak Pengasuh Rubrik Psikologi, saya seorang remaja berusia 17 tahun duduk di Kelas XI salah satu SMUN di Kota Sumbawa.
Di momen yang baik ini saya ingin curhat dan mendapatkan pencerahan bagaimana caranya mengingatkan teman agar bisa sadar dari perbuatan buruknya.
Adapun hal buruk dari teman saya tersebut adalah ketika ujian berlangsung dia menyontek dan anehnya perbuatan itu hingga kini masih terjadi tanpa diketahui oleh bapak ataupun ibu guru dan teman-teman yang lain pun ikut membiarkan yang bersangkutan.
Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahannya.
TYY di Kota Sumbawa.
• Jawaban
Wa’alaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Apakah perbuatan menyontek yang dilakukan saat ulangan atau ujian di sekolah menjadi bagian dari bentuk persaingan yang tidak sehat?
Dalam mengaktualisasikan berbagai kemampuan tentunya akan memberikan kebanggaan, pengakuan dan penerimaan yang baik dari banyak pihak bila dilakukan dengan cara yang baik dan benar.
Menyontek menjadi bentuk tindakan atau perbuatan yang tidak dapat diterima dengan baik bahkan mengundang banyak cibiran karena dilakukan dengan cara yang tidak pantas.
Seharusnya hal yang dilakukan para siswa saat menghadapi ujian bukan dengan menyontek namun dengan bersemangat dalam belajar sehingga dapat menguasai semua pelajaran yang diajarkan.
Perbuatan menyontek adalah perbuatan seorang pelajar yang tidak percaya diri dan juga sebagai bentuk ketidak patuhan pada norma, etika dan ketentuan peraturan yang berlaku.
Dengan menyontek seseorang ingin menunjukkan dirinya hebat dan memiliki prestasi yang membanggakan namun dilakukan dengan cara yang salah.
Sebenarnya bila yang bersangkutan percaya pada kemampuan diri sendiri, mau berkerja keras untuk belajar, berdisiplin dan bersemangat, tanpa menyontek pun dia bisa berprestasi.
Guna mewujudkan apa yang diharapkannya seperti ingin berprestasi secara akademis di sekolah sebisanya para pelajar dapat menghindari perbuatan menyontek.
Mengapa perbuatan menyontek harus dihindari? Dengan tidak menyontek individu akan terbiasa menyelesaikan persoalan hidupnya dengan cara yang terhormat, diterima dan diakui oleh semua pihak.
Dengan tidak menyontek para pelajar juga akan terbiasa dan tidak gentar dalam mengikuti berbagai kompetisi yang ada dilingkungan sosialnya.
Pelajar yang terbiasa meraih prestasi dengan cara yang tidak baik dan tidak benar salah satunya dengan cara menyontek akan selalu gelisah atau ragu dengan kemampuannya.
Pada tahap selanjutnya karena sudah terbiasa dengan menyontek membuat yang bersangkutan juga tidak terbiasa berkompetisi secara sehat dan sudah pasti langkah yang tidak sehat dan tidak halal tersebut akan selalu ditempuhnya.
Berbeda situasi dan kondisinya dengan para pelajar yang dalam berbagai ujian atau ulangan di sekolahnya mereka tidak terbiasa dengan berperilaku menyontek.
Pelajar yang tidak terbiasa menyontek dalam berbagai kompetisi yang dikutinya mereka akan selalu punya kepercayaan diri yang tinggi pada kemampuannya dan juga tidak akan pernah ragu dalam menghadapi berbagai kompetisi yang ada.
Berikutnya menyontek selain menjadi perbuatan yang tidak mendidik juga menjadi tindakan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT, karena dalam meraih sesuatu dilakukan dengan kecurangan atau tidak jujur.
Dalam berbagai situasi dan kondisi Allah SWT tentu tidak pernah meridhoi individu yang berbuat curang atau tidak jujur.
Allah SWT akan meridhoi seseorang yang berbuat salah ketika yang bersangkutan bertobat dan tidak mengulangi kembali kebiasaan buruknya.
Apa balasan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya yang selalu dalam kebaikan? Dari laman https://hafizfansclub.com yang dikutip Rabu (01/02/23) dijelaskan bagi orang-orang yang berbuat baik, Allah SWT akan memberikan ganjaran kebaikan sebagai berikut;
1. Dimudahkan dalam Memperoleh Ilmu
Allah akan memudahkan jalan para pelajar untuk mendapatkan ilmu. Apabila sulit dan tidak mampu memahami pelajaran, maka akan dimudahkan oleh Allah.
2. Dosa Dihapus oleh Allah SWT
Dalam salah satu ayat di Al-Quran dijelaskan, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” (QS. Hud: 114).
3. Dicintai Banyak Orang
Orang yang selalu berbuat baik namanya akan harum semerbak. Kebaikan-kebaikannya akan menjadi jalan orang lain untuk selalu mencintainya. Bahkan apabila sudah meninggal namanya tetap harum menjadi cerita teladan yang akan menginspirasi orang banyak.
4. Selalu Dijaga oleh Allah SWT
Pelajar yang berbuat baik selalu akan dijaga oleh Allah SWT. Hidupnya selalu diliputi rahmat dan kebaikan dari-Nya. Sehingga apabila sedang dalam kesulitan atau butuh pertolongan, maka Allah SWT akan memberi pertolongan melalui tangan orang-orang yang sudah merasakan kebaikan-kebaikan dari-Nya.
5. Balasan Kebaikan di Dunia dan Akhirat.
Apabila di dunia sudah mendapatakan kebaikan, maka orang yang berbuat baik nantinya juga akan mendapatkan kebaikan di akhirat dan mereka akan ditempatkan di surga yang kekal dan penuh dengan kenikmatan yang tidak ada bandingannya dengan kenikmatan di dunia.
Bagaimana mengingatkan teman yang sudah terbiasa menyontek saat ujian atau ulangan di sekolah sehingga mereka bisa berhenti dari perbuatan buruknya.
Hal yang pertama tang bisa dilakukan untuk mengingatkan teman yang sudah terbiasa menyontek untuk meraih prestasi adalah dengan memberi mereka bukti bahwa dengan tidak menyontek seseorang dapat berprestasi.
Dalam hal ini kamu bisa belajar sungguh-sungguh, berdisplin, memanage waktu secara baik, kemudian menyerap dengan baik dan lancar semua pelajaran yang disampaikan bapak dan ibu guru di sekolah.
Hal lainnya yang juga bisa diupayakan untuk mengingatkan teman agar tidak terbiasa dengan perbuatan yang tidak baik adalah dengan mendidik diri untuk berbuat sesuatu dengan mengedepankan aturan main yang diakui dan diterima oleh semua pihak.
Ditengah upaya keras kamu untuk berprestasi dengan cara jujur dan bertanggunggjawab lalu kemudian bisa berprestasi dengan baik lama kelamaan temanmu yang sudah terbiasa menyontek akan menghentikan kebiasaan buruknya dan dia akan merasa malu dengan kamu.
Dalam banyak kesempatan individu yang terbiasa dengan cara hidup yang tidak jujur dalam meraih apa yang diinginkannya tidak memiliki kebanggaan atas apa yang diupayakannya.
Berbeda keadaannya dengan individu yang dari awal telah membina diri dengan sikap jujur dalam mewujudkan apa yang diinginkannya selain memiliki kebanggaan pada diri sendiri juga memiliki kewibawaan dimata teman-temannya.
Dengan demikian membiasakan diri berlaku jujur dalam mewujudkan apa yang diimpikan akan mendorong individu dapat beraktualisasi secara baik dan bertanggungjawab.
Apa yang seharusnya dilakukan agar para pelajar bisa meningkatkan prestasi belajarnya. Dikutip dari laman https://www.matrapendidikan.com Rabu (01/02/23) menyebut ada 3 upaya yang bisa dilakukan. Adapun ketiga upaya tersebut adalah;
1. Niat dan tekad
Segala sesuatu kegiatan harus dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas diiringi dengan doa yang khusuk. Hasil yang akan dicapai juga ditentukan oleh niat dan doa. Siswa harus berniat, bertekad dan berdoa untuk mencapai prestasi yang diinginkannya.
2. Upaya dan ikhtiar
Upaya yang pertama dilakukan siswa adalah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Dalam hal ini, siswa perlu aktif fisik dan mentalnya selama pembelajaran berlangsung. Mencatat rangkuman materi pelajaran yang penting, bertanya dan berdiskusi, mengikuti kegiatan dan aturan sekolah dengan baik.
3.Tawakal
Setelah melakukan berbagai upaya dan ikhtiar, siswa perlu berserah diri kepada Maha Pencipta. Sebab, segala doa, upaya dan ikhtiar sangat ditentukan oleh yang Maha Kuasa. Namun siswa tidak boleh putus asa, sebaliknya selalu menaruh pengharapan kepada Sang Pencipta.
Demikian, mudah-mudahan tercerahkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (*)