DOMPU – Pemkab Dompu menggelar Peringatan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW Tahun 1444 Hijriah bertepatan 2023 Masehi.

Acara yang dilaksanakan di Aula Pendopo Bupati pada Sabtu (28/1) malam itu, menghadirkan penceramah Habib Hasan Bin Ismail Almuhdor. Penceramah merupakan pimpinan Majelis Ahbabul Mustafa, Probolinggo – Jawa Timur (Jatim).
Tampak hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan, pimpinan dan anggota DPRD, anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, ketua Pengadilan Negeri dan ketua Pengadilan Agama. Selain itu, Sekretaris Daerah, staf ahli Bupati dan para Asisten dan Kabag lingkup Setda, serta para pimpinan OPD beserta pejabat-pejabat Eselon III.
Hadir juga kepala Kantor Kementerian Agama, para pimpinan BUMN dan BUMD, ketua TP-PKK, ketua GOW, ketua Dharma Wanita Persatuan, serta ketua-ketua organisasi wanita yang tergabung dalam GOW, para Camat, kepala KUA dan para Lurah/Kades, ketua MUI, ketua BAZNAS, ketua-ketua Ormas, tokoh agama dan tokoh masyarakat dari Kecamatan Dompu, Woja dan Pajo.

Bupati Dompu H. Kader Jaelani dalam sambutannya mengatakan, peristiwa Isra Mi’raj adalah salah satu mujizat luar biasa, dimana perintah salat lima waktu dari Allah SWT langsung diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
“Ini menandakan bahwa salat lebih unggul dari pada ibadah-ibadah lainnya. Salah merupakan mahkota dari segala ibadah dan kunci pintu surga Allah SWT,” papar Bupati Kader.
Peringatan Isra Mi’raj, tradisi yang dilaksanakan setiap tahun. Bupati berharap, kegiatan itu bukan hanya ritual tahunan. Tapi momentum untuk mempertebal keimanan.
“Banyak hikmah dan pelajaran dari perjalanan Nabi Muhammad SAW yang dapat kita petik dan implementasikan dalam kehidupan sehari hari,” ujarnya.

Sementara itu, Ustaz Habib Hasan Bin Ismail Almuhdor dalam uraiannya mengatakan, Isra dan Mi’raj adalah mengenang peristiwa sejarah perjalanan malam hari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW atas petunjuk Allah SWT.
“Kejadian ini, salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam,” paparnya.
“Hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, agar kita sebagai umatnya senantiasa menjaga salat lima waktu, salat secara berjamaah di masjid,” imbuhnya.
–
Lebih Afdal di Masjid
Pada sisi lain, digelarnya peringatan Isra Mi’raj tersebut mendapat apresiasi dari beberapa elemen masyarakat yang hadir dalam acara itu.
Salah seorang di antaranya, pemerhati masalah sosial dan politik Suherman. “Kegiatan seperti ini bagus dan sangat baik,” katanya di sela-sela acara.

Namun, pria yang dikenal dengan sapaan Herman Pelangi itu memberikan saran kepada Pemkab Dompu atau Panitia Pelaksana kegiatan.
Kalau kedepan Pemkab melaksanakan kegiatan serupa, agar tidak lagi di Pendopo Bupati. Mengapa?
Katanya, kalau di pendopo, hanya sekian orang yang hadir saja yang mendengarnya. Jumlah orang yang hadir (diundang) juga tidak seberapa, sesuai dengan luas aula pendopo.
Lalu di mana yang ideal?
“Masjid Baiturrahman Dompu, dong. Tahun lalu (2022) peringatan Isra Mi’raj dilaksanakan di Masjid Raya (Masjid Baiturrahman),” jawabnya.
Jamaah yang hadir saat itu, lanjutnya banyak. Masjid penuh. Di luar masjid juga banyak dan mendengar ceramah dari pengeras suara luar masjid.
“Jadi, masyarakat sekitar masjid yang berhalangan mengikuti langsung acara di masjid, bisa mendengarkan dari rumah,” jelasnya.
“Intinya, lebih afdal di masjid ketimbang di pendopo,” saran Herman dengan nada tegas. (tim)