Firmansyah
Pengasuh Rubrik Konsultasi Psikologi Firmansyah, S.Psi, M.MKes. (dok/lakeynews.com)

Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”

Pertanyaan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang kami banggakan Bapak Pengasuh Rubrik Psikologi, baru-baru ini viral diberitakan adanya anak yang menangis tersedu-sedu disebabkan oleh ibunya meninggal dunia.

Di momen yang baik ini agar peristiwa kematian orang yang disayangi tidak mengganggu psikis anak mohon kiranya dapat diberikan pencerahan bagaimana cara menjelaskan peristiwa kematian agar anak dapat menerima dengan baik.

Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahannya.
ODT di Kabupaten Bima.

Jawaban

Wa’alaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Saudara ODT di Kabupaten Bima, peristiwa kematian atau kehilangan orang yang disayangi semisal ibu atau ayah menjadi peristiwa traumatis dan terus dikenang oleh anak.

Kematian orang tua akan membuat sedih seorang anak. Kehilangan orang tua dapat membuat kecerdasan emosional anak terganggu, dimana anak tidak memiliki kemampuan untuk memotivisi dirinya.

Dengan kematian orang yang dicintai anak akan sibuk dengan kenangan orang tuanya yang telah meninggal, sehingga anak susah untuk bangkit dari kesedihannya.

Agar tidak berdampak yang buruk bagi kehidupan anak dalam waktu jangka panjang peristiwa kematian orang yang disayangi harus dapat dijelaskan dengan baik dan terarah.

Bila anak sudah mampu menerima atau menyadari peristiwa kematian yang dialami oleh orang yang mereka sayangi atau dicintai maka semuanya akan berjalan baik-baik saja.

Menjadi upaya dari semua pihak untuk berperan bersama mewujudkan anak dengan kekuatan fisik dan kesehatan mental yang baik serta dengan karakter yang unggul.

Anak yang kuat secara fisik dengan keadaan mental yang sehat serta dengan karakter unggul akan dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi yang terjadi dilingkungan sosialnya.

Dengan penjelasan yang baik dan terarah atas sesuatu hal yang terjadi, anak akan dapat berbuat sesuatu secara wajar dan normal sebagaimana anak lainnya, namun dibutuhkan waktu untuk memulihkannya.

Menjelaskan peristiwa kematian yang menimpa orang yang disayangi dituntut adanya kesabaran dari orang disekitar terutama orang terdekat dengan memahami dunia anak.

Menceritakan banyak hal terkait kehidupan atau berbagai persistiwa kepada anak tentunya semua orang pasti bisa dan akan lancar menjelaskannya.

Berbeda halnya ketika ditanya tentang peristiwa kematian. Mendengar ada pertayaan seperti ini dari anak biasanya semua orang akan berubah gelisah bahkan menghindar.

Banyak orang tua atau orang yang lebih dewasa dari anak yang tidak siap bahkan tidak sanggup menjelaskan peristiwa kematian.

Ketika ada orang yang dicintai atau disayangi seperti ayah atau ibu meninggal dunia, penting bagi orang yang lebih dewasa untuk dapat menjelaskan dengan baik dan terarah.

Penjelasan yang baik dan terarah dimaksudkan agar anak dapat memaklumi dengan baik peristiwa kematian yang terjadi sehingga tidak harus menangisinya secara terus menerus.

Kepada anak dapat dijelaskan bahwa kematian itu adalah sesuatu yang pasti terjadi. Cepat atau pun lambat tanpa dapat dimajukan atau pun dimundurkan kematian itu akan dialami oleh setiap orang.

Realita seperti ini harus dapat dipahami dengan baik oleh anak. Dengan kepahaman yang baik itu membuat mereka siap menghadapi kenyataan yang terjadi dan tidak membuat mereka terpengaruh.

Menjelaskan masalah kematian kepada anak tentu berbeda cara atau pun strateginya seperti yang dilakukan pada orang tua atau orang yang lebih dewasa darinya.

Peristiwa kematian yang terjadi dapat dijelaskan sambil melakukan aktivitas bersama seperti bermain bersama, saat tidur, atau lainnya dimana situasi dan kondisi sedang rileks.

Bila anak bertanya, mengapa mama atau papa meninggal dunia. Pertanyaan seperti ini harus dapat dijawab atau dijelaskan dengan bahasa yang lemah lembut.

Dengan adanya kematian membuktikan bahwa mama atau papa mereka ada yang lebih menyayangi atau mencintainya, yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kematian yang terjadi anak diminta merelakan atau mengikhlaskan kepergian ayah atau bundanya. Bila anak ikhlas atau merelakan kepergiannya, ayah atau bunda akan tenang dialam disana.

Kepada anak juga dapat dijelaskan bahwa orang yang masih hidup dapat mendoakan kebaikan bagi orang yang sudah meninggal dunia.

Katakan kepada mereka doa kebaikan bagi ayah atau ibu yang meninggal dunia masih bisa dilakukan. Dari sini kamu masih dapat mendoakan kebaikan bagi ayah atau ibumu.

Ajarkan anak cara berdoa untuk ayah atau ibunya yang meninggal dunia seperti Ya Allah Ya Tuhan-ku, berikan kebaikan hidup bagi ayah atau ibuku yang telah meninggal dunia.

Menjelaskan kematian kepada anak harus konkrit tidak boleh setengah-setengah. Kematian itu harus dipahami oleh anak sebagai sebuah perpisahan yang tidak pernah kembali lagi.

Peristiwa kematian itu berbeda dengan tidur atau sedang pergi kesuatu tempat. Tidur atau pergi kesuatu tempat masih memungkinkan seseorang untuk bisa kembali melakukan aktivitas bersama.

Kematian mengandung arti kepergian selama-lamanya dan tidak pernah kembali. Individu yang sudah meninggal dunia mereka pergi akan dan tidak akan pernah kembali lagi untuk selama-lamanya.

Berbeda halnya dengan makna tidur atau sedang pergi kesuatu tempat. Kedua keadaan ini bersifat sementara dan masih memungkinkan untuk dapat kembali lagi melakukan aktivitas bersama.

Penjelasan yang konkrit tentang kematian bertujuan agar anak tidak gagal paham dengan peristiwa kematian yang terjadi dan tidak membuatnya terus menerus bertanya seperti kapan ibu atau bapak akan kembali.

Untuk beberapa saat terutama ditahap awal anak masih menunjukan kesedihan, kerinduan dan kegalauan atas kematian orang yang disayanginya.

Lainnya ada beberapa aspek tentang kematian yang anak belum mengerti. Misalnya, mereka tidak memahami bahwa kematian bersifat permanen dan terjadi pada setiap orang.

Anak juga tidak mengerti bahwa kematian membuat tubuh tidak lagi berfungsi. Mereka hanya tahu bahwa walau sudah meninggal dunia tubuh ayah atau ibu mereka masih dapat berfungsi.

Anak masih meyakini bahwa orang yang mati masih bisa melakukan berbagai aktivitas seperti makan, tidur, dan melakukan sebagaimana biasanya.

Penjelasan yang yang baik dan terarah disertai dengan kesabaran dalam menjelaskannya terutama oleh orang terdekat akan dapat memulihkan kondisi anak.

Kesabaran dan terus melibatkan anak dalam banyak kegiatan yang positif membuat anak akan lupa dengan kasus kematian ibunatau ayah mereka.

Lama kelamaan atas bantuan banyak pihak dalam membantu mengatasi masalah anak, mereka akan terbiasa dengan peristiwa kematian terjadi dan akan tumbuh normal sebagaimana anak lainnya.

Demikian, mudah-mudahan tercerahkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)