Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”
Pertanyaan
Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang saya banggakan bapak pengasuh rubrik psikologi, mohon kiranya dapat diberikan pencerahan bagaimana caranya menghilangkan trauma psikologis yang dialami korban tindak kekerasan.
Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahan.
ABL, Mahasiswa di Dompu.
–
Jawaban
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Anakda ABL, harapan bersama semua pihak terwujudnya suasana yang aman, damai, tertib dan ramah dimana saja sehingga memungkinkan bagi setiap orang bisa membina kehidupan yang bahagia dan sejahtera.
Mewujudkan harapannya dimaksud tentunya tidak mampu dilakukan secara sendiri-sendiri namun sangat dibutuhkan adanya kerjasama dan kebersamaan dari semua pihak tanpa kecuali.
Kondisi aman, damai, tertib dan sejahtera akan terwujud dengan baik apabila setiap individu memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan tanggungjawabnya, lalu kemudian dapat memberikan peran yang baik dan terarah.
Dengan terciptanya keadaan yang aman, tertib, damai, dan ramah berbagai situasi dan kondisi yang tidak baik atau yang tidak diharapkan secara dini bisa dicegah dan ditanggulangi.
Dari berbagai sumber disebutkan trauma psikologis adalah kondisi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk atau tidak menyenangkan yang menimpa individu.
Selanjutnya dari sumber yang berbeda dengan mengacu pada American Psychological Association (APA), disebutkan trauma psikologis adalah reaksi emosional terhadap peristiwa yang mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan, dan bencana alam.
Beberapa hal penting terkait trauma psikologis seperti yang disebutkam oleh sumber tersebut membuat individu merasa tidak aman, tidak nyaman dan tidak berdaya dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya.
Dikehidupan ini setiap individu tidak persis sama dalam menyikapi berbagai persoalan yang dialami, walaupun dihadapkan dengan hal yang sama namun berbeda dalam menyikapinya.
Ada individu yang kuat, dapat tabah, sabar, ikhlas dan tangguh menghadapi suatu persoalan namun sebaliknya juga ada individu dengan kondisi yang lemah dan mudah terpengaruh dengan suatu persoalan yang terjadi, sehingga iapun mudah mengalami trauma psikologis.
Individu dengan trauma psikologis sering memperlihatkan hal yang berbeda dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami trauma psikologis baik dalam bersikap maupun berperilaku.
Biasanya individu dengan trauma psikologis dalam berbagai hal akan memperlihatkan keadaan yang emosional, mudah sedih, sangat awas terhadap berbagai hal dan secara fisik mudah merasa lelah.
Individu dengan trauma psikologis mudah mengalami stres dan cemas, overprotektif terhadap orang-orang terdekat dan memperlihatkan ketakutan bepergian karena merasa khawatir terjadi sesuatu yang tidak diharapkan dan membahayakan dirinya.
Emosi individu dengan trauma psikologis juga berbeda keadaannya dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami atau menderita trauma psikologis.
Reaksi emosional yang akan diperlihatkan oleh individu dengan gangguan trauma psikologis adalah muncul perasaan takut, panik, dan cemas, mati rasa, hingga tak bisa merasakan apapun, mengisolasi diri, menjauhi semua orang, depresi, dan memiliki perasaan bersalah.
Selanjutnya individu dengan trauma psikologis sangat sensitif, terus-menerus merasa waspada karena takut akan ada bahaya lain yang menimpanya, shock atau terkejut karena tidak bisa percaya dengan kejadian buruk yang menimpanya.
Dampak lainnya yang dialami penderita trauma psikologis menjadi individu yang pemurung dan pendiam. Wajahnya diliputi kesedihan dan tidak mau menceritakan problemnya kepada orang lain.
Penderita trauma juga mudah mengalami gangguan tidur dan gangguan makan. Bukan hanya kesehatan mental yang terganggu atau terdampak dengan adanya trauma psikologis, melainkan juga pada aspek fisiknya.
Dalam banyak hal individu dengan trauma psikologis sering tidak produktif, efektif dan efisien sehingga untuk sembuh membutuhkan dukungan dan pertolongan dari banyak pihak, terutama keluarga terdekat.
Hal penting yang dapat diupayakan untuk menolong individu untuk sembu dari trauma psikologis yang dialaminya adalah dengan membangun kesadaran diri dari yang bersangkutan.
Saat individu telah memiliki self consciousness, yang bersangkutan telah benar-benar memiliki kesadaran diri. Kesadaran diri adalah upaya untuk memperhatikan pikiran, perilaku, perasaan, dan dampaknya terhadap orang lain.
Self consciousness juga memiliki hubungan dengan social consciousness. Social consciousness adalah kesadaran sosial atau kesadaran yang dimiliki oleh individu dalam masyarakat.
Ketika hal-hal penting sebagai yang disebutkan telah berada dikerangka pikiran individu dengan ganguan trauma maka berbagai hal yang menjadi ganjalan baginya untuk menjadi pribadi yang bebas dengan mudah diuraikan.
Individu yang memiliki kesadaran diri yang baik dan terarah, akan membuat yang bersangkutan mampu membangun lingkungan sosial yang konstruktif dan sesuai harapan.
Kesadaran diri dibutuhkan untuk membuat individu dengan gangguan trauma psikologis dapat dengan muda memilih dan memilah mana yang baik dan tidak baik, mana yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.
Trauma psikologis juga dapat disembuhkan dengan mendorong penderita untuk terbuka dengan orang lain. Menutup rapat-rapat sesuatu hal yang membuatnya kecewa, sedih, galau, khawatir dan lainnya tidak akan menyelesaikan persoalan.
Bersikap terbuka untuk menceritakan masalahnya kepada orang lain terutama kepada orang yang terpercaya akan bisa ditemukan jalan keluar atas persoalan yang dihadapi yang kemudian membuat penderita ganguan trauma psikoogis tidak terbelenggu.
Mencurahkan pikiran dan perasaan kepada orang lain akan menguatkan diri. Dengan berbagi perasaan sesuatu hal yang dipikirkan menjadi ringan dan tidak membebani.
Hal penting lainnya yang ikut membantu mengatasi trauma adalah dengan membuang jauh-jauh pikiran negatif. Bila hanya fokus memikirkan sesuatu yang negatif akan dapat menghilangkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi dalam berbagai hal.
Step by step, buanglah pikiran dan perasaan negatif dengan menekuni hobi, menjadi relawan kegiatan sosial, dan bergabung dengan komunitas yang menyenangkan sesuai dengan hal yang diminati.
Menyembuhkan trauma psikologis tidak dapat dilakukan dengan instan namun membutuhkan waktu dan strategi yang tepat juga dituntut adanya kesabaran, ketekunan, keteguhan, kesungguhan dan kemauan yang keras baik dari penderita atau pun dari orang-orang terdekatnya.
Selanjutnya menyerahkan segala urusan yang terjadi kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Berdoa dan mengeluhkan segala sesuatu yang dihadapi kepada-Nya, baik yang berat maupun ringan juga akan memberikan jalan keluar yang baik atas persoalan yang terjadi.
Demikian, mudah-mudahan tercerahkan.
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)