Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”
Pertanyaan
Assalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh.
Salam hormat Bapak Pengasuh, saya ibu rumah tangga ingin sedikit curhat terkait sering terjadinya pertengkaran dengan suami. Kadang pertengkaran tersebut disaksikan oleh anak-anak.
Melalui media ini saya ingin mendapat pencerahan apakah ada dampak jangka panjang bagi anak dengan sering menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar?
Demikian, mohon diberikan pencerahannya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ibu ASR di Dompu.
–
Jawaban
–
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ibu ASR di Dompu, dapat dibayangkan bagaimana besarnya harapan ibu agar rumahtangganya dapat berjalan baik-baik saja. Antara Ibu dan suami bisa saling memahami satu sama lainnya, kemudian komunikasi keduanya berjalan lancar dan tidak ada hal-hal yang perlu dipertengkarkan.
Dengan sentuhan kasih sayang ibu dan suami anak-anak pun berada dalam keceriaan dan kebahagiaan. Kalaupun ada pertengkaran, itu lebih disebabkan oleh adanya hal kecil yang dengan segera dapat teratasi bersama tanpa harus dibesar-besarkan.
Kami yakin dengan komitmen yang kuat dari ibu dan suami dalam menakhodai rumahtangganya menuju rumahtangga bahagia dan sejahtera, yaitu rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah sebagaimana yang diharapkan sejak awal pernikahannya akan bisa diwujudkan dengan baik.
Hal yang penting dan utama yang membuat daya rekat rumah tangga bisa lebih kuat dan kokoh sehingga mampu berjalan langgeng dan harmonis tanpa harus diselubungi kekhawatiran terabaikan yaitu dengan merasa memiliki banyak kesamaan, kemiripan dan kesesuaian antara ibu dan suami.
Setiap persoalan dirumah tangga kalau selalu dilihat dari sisi perbedaannya akan terjadi banyak perbedaan dan mungkin saja perbedaan itu tidak dalam jumlah ratusan namun ada ribuan bahkan juga ada jutaan perbedaan yang akan terjadi.
Hal yang seharusnya dapat disadari oleh suami istri yaitu sedikit mengorbankan egonya. Saling hormati dan peduli serta tidak ada pertengkaran berdampak yang lebih baik bagi keluarga. Menang atau pun kalah sast bertengkar tidak ada yang diuntungkan.
Pertengkaran hanya akan menjadi mala petaka bagi keluarga. Suami, istri dan juga anak dengan adanya pertengkaran akan merasa tidak nyaman dan terusik, tidak menyehatkan perasaan.
Pertengkaran hanya akan membuat hati dan perasaan keduanya terluka bahkan saling mendendam dan membenci. Sesuatu yang harus dihindari untuk tidak dilakukan sehingga tidak berdampak buruk bagi keluarga.
Begitu pula halnya ketika ada upaya untuk mendamaikan suami dan istri yang bertengkar, bila keduanya tidak melihat adanya persamaan atau kemiripan dan selalu merasa berbeda, solusi apapun yang disampaikan akan mentok.
Beda halnya ketika suami istri dalam berbagai hal merasa memiliki banyak kesamaan, kemiripan dan kesesuaian. Jangankan dengan hal yang sepele semisal perbedaan konsep dalam berbagi peran dirumah tangga.
Hal besar dan komplek semisal pengaturan keuangan keluarga, tidak membuat keduanya bermasalah, namun keduanya akan tetap fokus pada komitmennya menjaga kestabilan rumah tangganya agar tidak berjalan pincang.
Situasi dan kondisi yang baik dan terarah yang mampu ditumbuhkembangkan oleh suami istri dirumah tangga akan selain berdaya rekat tinggi juga akan membuat keduanya tetap survive walau rumah tangga dirundung masalah.
Dengan sikon yang baik dan terarah yang mampu dibangun orang tua membuat setiap persoalan yang muncul dirumah tangga dengan mudah diselesaikan tanpa harus bertengkar atau cekcok.
Orang tua, suami dan istri memiliki peran penting dalam pengasuhan anak. Sebagai pihak yang punya otoritas dalam penerapan pola asuh bagi buah hatinya, orang tua tentunya adalah sosok yang benar-benar bijak, tidak melihatkan hal-hal yang sifatnya negatif didepan anak.
Tentunya apa yang diperankan oleh suami atau istri dalam keluarga akan menjadi contoh teladan yang baik bagi anak Sikap dan perilaku orang tua contohkan pasti akan ditiru dengan baik pula oleh buah hatinya.
Menjalankan peran penting dimaksud orang tua dapat menerapkan contoh teladan yang baik dan bijak. Sebagai contoh teladan yang baik orang tua dalam kesehariannya akan memperlihatkan sesuatu yang positif buka hal yang negatif.
Contoh teladan yang baik dan bijak dari orang tua selain dapat mendorong buah hati tumbuhkembang menjadi figur positif juga akan memotivasi anak mengembangkan karakter dan perilaku yang sesuai dengan harapan lingkungan.
Bila dalam rumah tangga berlangsung hubungan yang langgeng dan harmomis, yang ditandai adanya komunikasi yang berjalan lancar, hangat dan tidak ada pertengkaran
biasnya akan menghadirkan anak-anak yang memiliki akhlak atau kepribadian yang baik.
Keharmonisan, kelanggengan dan kelancaran hubungan suami dan istri dirumah tangga juga akan berdampak yang baik bagi tumbuhkembang anak, baik dalam hal fisik, sosial, psikologis dan berbagai aspek penting lainnya.
Begitu pula sebaliknya bila orang tua mempertontokan pertengkaran apalagi secara terbuka dilakukan didepan anak akan menjadi presden buruk bagi anak terutama dalam perkembangan fisik, sosial dan psikologisnya.
Efek angsung adanya keharmonisan buah hati akan alami tumbuh dan kembang secara maksimal. Hubungan harmonis tersebut menyebabkan hal-hal penting seperti kasih sayang orang tua akan tercurahkan sepenuh hati.
Lain ceritanya bila rumah tangga berjalan pincang, tidak beraturan, saling tumpang tindih, tidak ada keharmonisan antara suami dan istri. Apalagi kalau suami istri saling sibuk sendiri. Kondisi seperti ini tidak memberi dampak yang baik bagi keluarga.
Menghadirkan buah hati berakhlak dengan daya dukung yang baik dalam menghadapi berbagai tantangan dimasa datang dengan keadaan ketidakharmonisan suami dan istri dirumah tangga hanya akan menjadi harapan kosong.
Bila suami istri dalam rumah tangga saling berbeda, tidak satu visi dan misi, keduanya masing-masing berjalan sendiri- sendiri, komandannya saling berseberangan dan tidak saling menghargai akan berdampak yang tidak baik bagi tumbuh dan kembang anak.
Sebagai orang tua, tentu berpengharapan besar agar kelak anak bisa menjadi pribadi yang berdayaguna. Selanjutnya orang tua juga akan bangga bila buah hatinya bisa menjadi pribadi yang membawa banyak kebaikan bagi lingkungannya.
Memenuhi harapan mulia tersebut tidak saja mengharuskan orang tua menghindari pertengkaran dalam kekuarga, namun juga harus bisa memainkan peran penting seperti memberi contoh teladan yang baik, bijak, peduli, pengasih, ramah dan penyayang.
Sesuatu yang dicontohkan dengan baik dan benar oleh orang tua selama masa pengasuhan berlangsung selain membawa berkah kebaikan juga berdampak positif ketika anak terjun ke masyarakat.
Bila dari awal orang tua mencontohkan sesuatu hal dengan baik dan benar kepada buah hatinya, selain mampu tumbuh kembang secara maksimal juga akan menjadi pribadi yang mampu berbuat dan bertindak sesuai dengan harapan lingkungan.
Contoh teladan yang baik dan bijak dalam hal bersikap, berperilaku, bertutur kata dan lainnya selama proses pengasuhan berjalan, akan mampu mendorong buah hati tumbuhkembang kearah yang sesuai dengan harapan lingkungan yaitu menjadi anak yang berbakti, taat, patuh serta dapat membawa berkah yang baik bagi lingkungan sosialnya.
Hal penting yang seharusnya menjadi titik fokus orang tua untuk diupayakan saat ini adalah menyiapkan daya dukung yang baik bagi buah hati sehingga mereka mampu tumbuh dan kembang maksimal baik fisik, sosial, maupun psikologis.
Daya dukung yang baik dan terarah bagi masa depan anak yang dipersipakan secara dini oleh orang tua menjadi bekal buah hati menjadi pribadi yang berkarakter positif yang membuatnya di tahun 2045 menjadi bagian dari generasi emas yang mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan daerah.
Insya Allah, untuk harapan yang baik tersebut, semua orang tua mau berupaya secara maksimal dan sungguh-sungguh dengan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan anak, salah satunya dengan menyiapkan rumah layak dan ramah anak dengan terciptanya pola komunikasi yang hangat, santun dan harmonis.
Demikian Ibu ASR, mudah-mudahan tercerahkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)