Firmansyah
Pengasuh Rubrik Konsultasi Psikologi Firmansyah, S.Psi, M.MKes. (dok/lakeynews.com)

Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau merupakan Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”

Pertanyaan

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Mohon ijin bapak pengasuh, munculnya kasus bunuh diri sebagaimana diberitakan, apalagi dilakukan oleh anak remaja, selaku orang tua kami khawatir dengan kondisi ini.

Dengan adanya kasus ini mohon diberikan pencerahan, upaya apa yang kira-kira harus dilakukan agar tidak terjadi kasus bunuh diri.

Demikian dan terima kasih,
Ibu ST, Desa Manggeasi, Dompu

Jawaban Pengasuh

Ibu ST di Desa Manggeasi, apa yang ditanyakannya mewakili pertanyaan ibu-ibu yang lain yang juga khawatir dengan munculnya kasus bunuh diri seperti yang disampaikan di medsos.

Sebelum saya memberikan penjelasan lebih jauh terkait adanya fenomena bunuh diri, ada baiknya sebagai orang tua atau orang terdekat dari anak remaja, dapat mengenal lebih dekat buah hatinya.

Hal tersebut penting untuk mencegah buah hati melakukan sesuatu yang tidak diharapkan atau dapat menghindarkan mereka pada tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain dilingkungannya.

Sebagai orang tua tentu punya harapan besar bahwa buah hati mereka adalah sosok yang dewasa, yaitu pribadi yang dapat berdaptasi dengan baik apapun kondisi lingkungannya.

Ketika buah hati memiliki masalah, karena kedewasaan pola tindak dan pola pikirnya membuatnya mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya.

Mengutip dari https://halodokter.com, Selasa (11/10/22) anak remaja dengan keinginan melakukan bunuh diri itu memperlihatkan tanda seperti;

Membicarakan dan memikirkan kematian, menggambar atau menulis tentang kematian, memberikan barang-barang pribadi kepada orang lain, menutup diri dari anggota keluarga dan kerabat terdekat, mengalami perubahan emosi secara cepat.

Berikutnya melakukan tindakan-tindakan yang sangat berbahaya yang dapat berujung pada kematian, misalnya menyetir ugal-ugalan atau mengonsumsi obat secara berlebihan, mengalami perubahan kepribadian secara drastis, misalnya menjadi sangat gelisah, mengalami perubahan pada pola makan atau gangguan tidur.

Tanda lainnya merasa kehilangan minat pada hal yang disukai atau tidak melanjutkan kegiatan sekolah, menurunnya kepercayaan diri sendiri, mulai dari merasa malu, membenci diri sendiri, tidak bernilai, bersalah yang berlebihan, dan meyakini bahwa semua orang akan lebih baik tanpa dirinya serta merasa tidak ada harapan untuk masa depan karena kondisi yang dialami tidak akan pernah menjadi lebih baik.

Kemudian upaya penting yang juga harus dilakukan oleh orang tua atau orang terdekat lainnya untuk mencegah anggota keluarga melakukan tindakan bunuh diri adalah dengan memastikan pola interaksi sosial di lingkungan keluarga berjalan dengan baik, aman, damai dan harmonis.

Pola interaksi sosial yang baik, aman, damai dan harmonis di lingkungan keluarga memberikan penguatan bagi setiap anggota keluarga yang ada untuk tumbuh dengan kondisi mental yang sehat dan berimbang.

Bila menemukan ada anggota keluarganya yang terlihat lain dan berbeda dalam hal sikap ataupun perilakunya seperti berkesan tertutup, mudah emosi, sering menghayal, mengurung diri dalam kamar atau lainnya yang negatif, hendaknya kondisi seperti ini tidak diabaikan, lakukan pendekatan untuk memastikan keadaannya.

Untuk memperkuat diri agar diberikan kesehatan yang baik dan prima kemudian dimurahkan rezeki, Rasulullah SAW ajarkan salah satu doa. Adapun doa tersebut;

Allaahumma-ghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa’aafinii, warzuqnii.

Makhfumnya: Ya Allah, ampunilah saya, kasihanilah saya, berilah petunjuk kepadaku, selamatkanlah saya (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku.” (HR. Muslim).

Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahannya. (*)