Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau merupakan Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”
Pertanyaan
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Kenal,
Saya ibu rumah tangga, ingin mendapat pencerahan dari pengasuh rubrik ini, apa yang menyebabkan individu cepat marah, apakah sikap mudah marah tersebut sesuatu yang wajar terjadi? Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahan.
Wassalamualaikum Wr., Wb.
Ibu AY, Kelurahan Monta Baru Woja Dompu.
–
Jawaban Pengasuh
Waalaikumsallam Wr., Wb.
Ibu AY di Kelurahan Monta Baru, sebagaimana yang telah disampaikan di rubrik ini, dalam berbagai interaksi sosial yang berlangsung, tanpa bisa mengelak darinya kadang kita dipertemukan dengan sosok yang mudah marah.
Bisa jadi sosok dimaksud adalah orang-orang terdekat kita, seperti suami, istri, anak, misan, keponaan, atasan, bawahan, teman, sahabat, anggota keluarga, anggota masyarakat, tetangga dan lainnya.
Selanjutnya apakah sikap mudah marah yang ditunjukan dianggap normal. Bila keadaannya masih dapat ditolerir dan tidak memberikan kerugian bagi lingkungan sekitar, baik fisik atau pun mental, saya kira hal itu masih dalam kondisi yang normal.
Akan lain keadaannya bila sikap mudah marah yang dipertotonkan individu tidak dapat ditolerir kehadirannya, artinya sikap yang dimunculkan berdampak yang tidak baik bagi lingkungan sekitar seperti menimbulkan keresahan, kegaduhan, sehingga memicu persoalan baru yang tidak diharapkan.
Di berbagai aktivitas sosial yang berlangsung, biasanya individu selalu bisa mengontrol emosinya, sehingga tidak memberikan reaksi yang berlebihan.
Dengan kondisi mentalnya yang sehat, membuat seseorang selalu bisa mengkondisikan perilakunya agar sesuai dengan harapan lingkungan dan juga mendorong individu dapat mempertimbangkan baik dan buruknya setiap tindakan yang diperbuatnya.
Adanya kemampuan individu untuk mengontrol emosinya, mendorong individu dapat melakukan atau membina pola interaksi sosial yang diterima dan diakui, tidak harus emosional atau naik pitam, namun dapat membawa diri menjadi pribadi yang ramah, santun dan bijak.
Reaksi marah apalagi ditunjukan secara berlebihan, tidak akan muncul tanpa sebab, biasanya reaksi tersebut muncul ketika individu merasa eksistensinya sebagai manusia terganggu seperti merasa dihina, tidak dihargai, diabaikan, diganggu, tidak dihormati atau diperlakukan tidak adil.
Guna mendorong individu tetap dalam kondisi emosi yang baik, ramah dan tidak cepat tersulut emosinya, hal penting yang perlu dipahami terutama oleh orang terdekat adalah saat interaksi sosial berlangsung tidak membicarakan atau menyinggung hal yang tidak disukai.
Ketika interaksi sosial berlangsung, bicarakanlah hal yang disukai, hal tersebut dapat membuat interaksi sosial yang berlangsung dapat berjalan hangat, akrab, harmonis, dan kedua belah pihak akan merasakan dampak positif dari interaksi yang berlangsung.
Untuk menghadirkan banyak hal yang positif saat interaksi sosial berlangsung, mari tumbuhkembangkan pribadi yang ramah, santun, bijak, tidak cepat marah, bila pribadi seperti ini bisa tumbuh dengan baik makan semua individu merasa bahagia dengan apa yang dilakukannya.
Berikutnya guna mendorong diri seseorang mampu menumbuhkan pribadi yang ramah, hangat, bijak dan luwes, dan tidak cepat emosional (tidak mudah marah) sehingga dalam interkasi sosialnya mampu memberikan banyak manfaat bagi lingkungannya, dianjurkan membaca doa sebagai berikut;
Allâhummaghfirlî dzanbî, wa adzhib ghaizha qalbî, wa ajirnî minas syaithâni
Makhfumnya: “Tuhanku, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”
Demikian, mudah-mudahan tercerahkan.
Wassalamualaikum Wr., Wb.