Kasi KSDAE KPH Tofo Pajo Soromandi Ruslan, S.Hut, ketika ditemui wartawan di ruangan kerjanya. (fadlin/lakeynews.com)

DOMPU, Lakeynews.com – Maraknya perusakan dan perambahan hutan kawasan tutupan di Kabupaten Dompu, memantik Balai Gakum Jawa Bali Nusa Tenggara (Jabanusra).

Jumat (26/6) pekan lalu, Tim Balai Gakum Jabanusra beraksi di Bumi Nggahi Rawi Pahu. Dalam operasi itu, tim berhasil menangkap dua warga yang diduga melakukan perambahan hutan di Desa Taropo, Kecamatan Kilo.

Kedua warga tersebut, AK (inisial) dari Kecamatan Kilo dan RA dari Kecamatan Manggelewa.

“Mereka ditangkap sedang mengolah kayu dengan menggunakan senso dengan diameter satu meter lebih,” kata Polisi Hutan (Polhut) KPH Tofo Pajo Soromandi Julkarnain pada Lakeynews.com, Senin (29/6).

“Dua orang itu ditangkap pada saat membelah kayu untuk dijadikan kayu balok,” jelas Julkarnain yang saat mendampingi Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Tofo Pajo Soromandi Ruslan, S.Hut.

Julkarnain menjelaskan, posisi perambahan itu berada di hutan Soromandi. Register Tanah Kehutanan (RTK) 55 dengan luas 4.400 hektare (Ha) dan merupakan zona inti hutan lindung.

Bagaimana proses selanjutnya terhadap dua warga yang ditangkap tersebut?

Menurut Julkarnain, karena yang menangkap adalah Tim Balai Gakum Jabanusra dan sementara ini kantornya di Mataram, maka dua orang itu sudah dibawa ke Mataram dan akan diproses di sana.

“Nanti setelah proses penyelidikanya selesai, maka pemeriksaan akan dilakukan di Dompu,” terangnya.

Kepala Seksi KSDAE Ruslan menjelaskan, KPH Ampang Riwo Soromandi kini diganti menjadi Tofo Pajo Soromandi. Wilayahnya meliputi lokasi Kecamatan Dompu, Pajo dan Hu’u dengan luas 26 Ha di grup itu.

Menurut dia, kayu yang dipotong dua orang yabg ditangkap itu, jenis trep.

“Saat ini sedang diproses di Pos Bakum Mataram. Begitu kejadian pelaku langsung dibawa ke Mataram karena kantornya di sana,” kata Ruslan.

Ruslan mengimbau lapisan masyarakat agar menghentikan perambahan hutan sudah hancur.

“Mari kita perbaiki hutan yang sudah rusak. Jangan lagi ada perambahan. Kami siap membantu dengan kemitraan. Yang penting, masyarakat mau menanam,” imbuhnya. (yat/ovan)