MATARAM, Lakeynews.com – Anggota Komisi IV DPR RI, H. Muhammad Syafrudin ST, MM, meminta kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) se-Indonesia komitmen menjaga hutan dan lingkungan agar tetap lestari dan bersih.
Permintaan itu disampaikan anggota DPR Dapil NTB 1 (Pulau Sumbawa) ini saat memberikan pengarahan kepada 34 kepala DLHK Provinsi dan 126 kepala DLHK Kabupaten/Kota se-Indonesia, di Mataram, Senin (9/3).
Menurut pria yang akrab disapa HMS ini, menjaga dan melestarikan hutan sangat penting dilakukan. Selain untuk generasi selanjutnya, melestarikan hutan juga menjaga mata air, serta keberlangsungan ekosistem lainnya.
“Kerusakan hutan akan berdampak buruk bagi kehiudpan. Untuk itu hutan harus tetap kita jaga dan rawat. Jangan pikirkan sekarang, tapi kedepan untuk generasi selanjutnya,” katanya.
Selain persoalan hutan, yang mengemuka saat ini adalah isu lingkungan. HMS meminta DLHK menggandeng elemen masyarakat serta pegiat lingkungan untuk menjaga lingkungan agar bersih.
“Saya pikir menjaga lingkungan perlu sinergi dan kerja sama semua pihak, karena soal lingkungan menyangkut kehidupan orang banyak,” katanya.
HMS mengambil contoh, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. zulkifliemansyah, telah menggagas program NTB Zero Waste (bebas sampah) sebagai salah satu program menjaga lingkungan.
“Program-program menjaga lingkungan seperti ini perlu diapresiasi dan didukung. Kalau perlu, semua provinsi dan daerah bisa mengikuti berdasarkan kearifan lokal, karakter masyarakat, inovasi dan kretiativitas daerah masing-masing,” katanya.
Selain diajarkan oleh semua agama, menjaga lingkungan agar tetap bersih juga akan meningkatkan kualitas udara dan air. Kemudian mengurangi risiko berbagai penyakit dan bencana banjir.
“Kita sama-sama ketahui, penyakit datang dan pemicu banjir akibat dampak dari lingkungan yang tidak bersih, akibat membuang sampah sembarangan,” tandas politisi PAN ini.
Selain itu, HMS meminta Pemprov melalui Dinas LHK agar tetap memperhatikan persoalan hutan dan lingkungan ketika ada pengusaha yang ingin menamamkan investasi dengan membuka industri.
“Jangan sampai hutan dan lingkungan kita rusak hanya karena ingin mendatangkan investor. Ini yang perlu diperhatikan kedepan. Regulasi dan aturannya sudah jelas,” tagasnya. (tim)