KOTA BIMA, Lakeynews.com – Sederet langkah, seabrek kegiatan Pemkot Bima dan sejumlah pihak terkait dalam penanganan pascabanjir yang melanda Minggu (26/03) lalu. Pada Rabu (29/03) atau H+3, penanganan tetap dilakukan per klaster atau bidang.
Di Klaster Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) misalnya. Saat ini sedang ditangani saluran air yang tersumbat di Jalan Gatot Subroto. Kalau infrastruktur, dikabarkan tidak ada yang mengalami kerusakan yang berarti karena tidak separah banjir pada Desember 2016 lalu.
“Penanganan “Jembatan Cinta”, penghubung Kampung Sigi Kelurahan Paruga dengan Kelurahan Dara telah ditangani oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I (BWS NT-I),” jelas Plt. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin, S.IP, MM.
Sedangkan pada Klaster Lingkungan Hidup, seluruh kru/personel kebersihan dikerahkan. Pembersihan yang telah dilakukan, di sepanjang Jalan Soekarno Hatta, dengan dibantu TNI dan Polri. “Hari ini (Rabu, 29/03) pembersihan di wilayah Kelurahan Paruga,” jelas Syahrial
Demikian juga pada Klaster Pol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar). Menurut Syahrial, pembersihan terus dilakukan dengan memanfaatkan armada pemadam kebakaran (Damkar) untuk menyiram, dibantu TNI dan Polri. “Lokasi yang sudah dilaksanakan pembersihan yakni Kampo Suntu dan sepanjang Jalan Soekarno Hatta,” tandasnya.
Bagaimana denga Klaster BPBD?
Menurut Syahrial, dari ribuan pengungsin, yang tersisa tinggal 22 jiwa atau delapan kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di Masjid Sultan Salahuddin Bima. “Siang hari, para pengungsi pulang untuk membersihkan rumahnya masing-masing, malam hari mereka kembali mengungsi di masjid,” paparnya.
BPBD juga masih melanjutkan pendataan KK terdampak, berkoordinasi dengan camat dan lurah. “Data ini akan digunakan untuk dasar pendistribusian logistik seperti paket Sembako,” jelas Syahrial.
Sementara pada Klaster Kesehatan, jelas Syahrial, Puskesmas yang terdampak angtara lain, Puskesmas Paruga, Mpunda dan Asakota (terdampak ringan). “Puskesmas Asakota dan Puskesmas Mpunda sudah dibersihkan dan telah melaksanakan kegiatan pelayanan seperti biasa,” ujarnya.
“Puskesmas Paruga sampai saat ini belum bisa memberikan pelayanan karena pembersihan lumpur belum selesai,” cetusnya seraya menambahkan, alat kesehatan (Alkes) di Puskesmas Paruga diperkirakan 30 persen rusak.
Masih Parah, KBM di SDN 45 belum Berjalan
Terkait Klaster Pendidikan dan Kebudayaan, Syahrial menjelaskan, setidaknya ada enam sekolah yang terdampak banjir. Yakni SMPN 1 Kota Bima, SDN 55 Kota Bima, SDN 45 Kota Bima, MTs Raba, SLB Dharmawanita dan SLB Ranggo.
“Untuk SDN 45 Kota Bima, KBM belum berjalan karena kondisinya masih parah. Halaman masih ada lumpur dan sampah. Pembersihan masih terus dilakukan,” paparnya.
Sedangkan pada Klaster Sosial, yang ditangani adalah pendistribusian logistik dan bantuan di Kelurahan Dara, Tanjung, Pane, Mande, Manggemaci, Monggonao dan Lewirato. “Yang belum terdistribusi dan akan segera dilaksanakan Kelurahan Sadia, Penaraga, Penatoi, Sarae, Nae dan Paruga,” ujarnya tukasnya seraya menambahkan, Tagana disiagakan di berbagai tempat pengungsian.
Berikut Klaster Perhubungan. Infrastruktur perhubungan yang terdampak hanya Terminal Dara. “Pascabanjir, terminal sempat dialihkan ke Ama Hami. Dan, saat ini Terminal Dara sudah bisa difungsikan kembali,” jelas Syahrial.
Bagaimana upaya lebih lanjut dalam penanganan pascabanjir ini?
Menurut Syahrial, camat dan lurah berperan aktif mengajak masyarakatnya bergotong royong melakukan pembersihan. Kemudian, optimalisasi peran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pendamping kelurahan yang terdampak untuk turun ke masyarakat dan membantu kegiatan pendataan.
“Penyaluran air bersih untuk masyarakat tetap dilakukan. Diprioritaskan penanganan (pembersihan) untuk fasilitas umum, terminal, sekolah seperti SDN 45 Pane dan Puskesmas seperti PKM Paruga,” urai Syahrial.
Sementara penyediaan nasi bungkus dari dapur umum BPBD untuk pengungsi, masyarakat terdampak, petugas dan masyarakat umum yang membantu kegiatan pembersihan, sambung Syahrial, juga masih dilakukan. (zar)