DOMPU, Lakeynews.com – Jumlah guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun guru produktif di hampir semua SMA dan SMK di Kecamatan Pekat masih minim. Tidak hanya pada guru kelas, guru mata pelajaran dan guru kejuruan pun kekurangan.
Data yang berhasil dihimpun Lakeynews.com menyebutkan, di SMAN 3 Pekat hanya tiga guru PNS, termasuk kepala sekolah, bendahara sekolah dan satu guru mata pelajaran.
“Saat ini, sekolah kami masih sangat kurang guru produktif. Untuk guru yang berstatus PNS, itu hanya guru matematika,” keluh Kepala SMAN 3 Pekat Drs Syafruddin.
Keluhan itu disampaikan Syafruddin di hadapan Kepala UPT Dikmen PKPLK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Dompu H Muhtadi Hairi, saat berkunjung ke sekolah itu, beberapa hari lalu.
Hal yang sama juga dialami SMKN 1 Pekat. Di sekolah yang memiliki Jurusan Peternakan dan Pertanian itu, hanya memiliki guru PNS Jurusan Peternakan. Sementara untuk jurusan lain hanya dibantu Guru Tidak Tetap (GTT).
“Dari dulu, SMKN 1 Pekat ini hanya dijadikan tempat persinggahan saja. Baru beberapa tahun penempatan, tiba-tiba pindah. Padahal tenaga pendidik sangat kurang,” keluh kepala SMKN 1 Pekat.
Sementara di SMAN 2 Pekat, tenaga pendidik yang berstatus PNS ada enam orang, termasuk kepala sekolah. Sementara untuk Tata Usaha (TU) dipegang oleh tenaga honorer.
Saat ini, untuk tenaga pendidik di beberapa sekolah tersebut pihak sekolah masih dibantu oleh tenaga GTT. “Mau tidak mau, kami harus merekrut guru tidak tetap yang mau mengajar,” ujar kepala SMAN 2 Pekat.
Menanggapi itu, Kepala UPT Dikmen PKPLK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Dompu H Muhtadi Hairi mengungkapkan, persoalan kekurangan tenaga pendidik produktif untuk jenjang pendidikan SMA dan SMK tidak hanya terjadi di Kabupaten Dompu.
“Hampir semua sekolah di NTB kekurangan guru. Kita berharap nantinya, kuota untuk tenaga pendidik bisa lebih banyak lagi agar bisa mengisi kekurangan ini,” ujar Muhtadi pada Lakeynews.com. (pur)